SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengusaha (freepik)

Solopos.com, MEDAN — Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, kampus harus bisa menjadi pencetak wirausaha (entrepreneur), bukan hanya menghasilkan pegawai.

“Kampus mesti dapat menciptakan entrepreneur yang bisa menciptakan lapangan kerja,” ujar Teten dalam acara “Kick Off Peningkatan Kapasitas Startup dan Workshop Entrepreneur Hub Sumatra Utara” di Auditorium Universitas Sumatra Utara (USU), Medan, Senin (15/5/2023) seperti dilansir Antara.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Menurut Teten, saat ini Indonesia membutuhkan lebih banyak wirausaha demi memperkuat ekonomi nasional.

Dia melanjutkan, saat ini rasio kewirausahaan Indonesia baru 3,47 persen. Padahal, menurut Teten, agar dianggap negara maju, rasio tersebut mesti minimal empat persen.

“Bahkan di negara-negara maju, ‘entrepreneur’ itu rata-rata 12 persen rasionya dari jumlah penduduk,” kata Teten.

Oleh sebab itulah, Kepala Staf Kepresidenan Indonesia periode 2015-2018 itu diberikan tugas oleh Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan target rasio kewirausahaan 3,95 persen dengan cara menciptakan satu juta wirausaha baru sampai tahun 2024.

Hal itu tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024.

Untuk menuntaskan kewajiban itu, Menteri Koperasi dan UKM juga bekerja sama dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri BUMN serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

“Jadi Mendagri bertugas untuk mengubah usaha informal menjadi formal lewat NIB (Nomor Induk Berusaha-red). Lalu Menparekraf Sandiaga Uno membantu usaha mikro naik menjadi kecil dan Pak Menteri BUMN Erick Thohir menyiapkan pengusaha kecil menjadi menengah,” tutur Teten.

Dia pun yakin dengan pendekatan tersebut target dari Presiden dapat ditunaikan.

Hal itu pun dibantu dengan ekosistem wirausaha yang semakin memudahkan pelakunya.

“Indonesia harus menyiapkan diri karena di persaingan global pemenangnya adalah mereka yang mempunyai inovasi dan kreativitas. Pak Presiden meminta pula agar semakin banyak kalangan terdidik dari kalangan mahasiswa atau sarjana yang terjun ke dunia bisnis,” ujar Teten.

KUR Klaster

Upaya mencetak 1 juta wirausaha baru dan meningkatkan rasio kewirausahaan hingga 3,95 persen di tahun 2024 itu, dimulai dari Entrepreneur Hub Jakarta yang diinisiasi Kemenkop UKM bekerja sama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi DKI Jakarta, Komunitas Tangan Di Atas, sejumlah perguruan tinggi di hingga sektor swasta lain di antaranya BTPN, PVG, Rumah Zakat Indonesia.

Menteri Teten mengatakan Indonesia perlu menyiapkan entrepreneur andal karena dari jumlah UMKM yang cukup banyak mencapai 64 juta, tetapi sebagian besar masih berskala usaha mikro atau ekonomi subsisten.

“Yang perlu disiapkan betul-betul adalah keinginan menjadi entrepreneur. Di negara maju rasio kewirausahaannya mencapai 10 hingga 12 persen. Indonesia harus mampu melahirkan anak muda berpendidikan tinggi yang masuk dunia bisnis, mendorong anak muda atau educated people berbisnis, supaya pengusaha kita bisa bersaing di kancah dunia,” ujarnya beberapa waktu lalu di Jakarta.

Kendati memiliki target ambisius, Teten mengakui masih ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan kerja keras untuk mengantarkan Indonesia menjadi negara maju. Misalnya ekosistem yang terhubung ke digital agar para pelaku UMKM lebih mudah mengakses pembiayaan.

Selain itu, UMKM juga perlu terhubung ke rantai pasok industri, menjadi pemasok komponen bahan baku, serta barang jadi. Sehingga UMKM tidak terpinggirkan dan tetap menjadi rantai pasok industri serta bagian dari industrialisasi.

Saat ini baru sekitar 7 persen UMKM yang masuk rantai pasok industri. Untuk itu perlunya didorong ekosistemnya dengan pembentukan KUR Klaster yang terhubung ke ekosistem digital ke rantai pasok. Sehingga akan memudahkan perbankan dalam memberikan pinjaman kepada UMKM.

“Termasuk mendorong konsolidasi usaha-usaha kecil ke koperasi. Pelaku usaha mikro susah naik kelas kalau berbisnis sendiri-sendiri, dengan bergabung ke koperasi akan memudahkan usaha mikro tumbuh berkembang. Belanja pemerintah sebesar 40 persen ke produk UMKM juga menjadi bagian dari ekosistem dalam menjamin UMKM punya captive market,” katanya pula.

Kemenkop UKM juga terus mendorong UMKM untuk go digital, di mana UMKM yang mengalami kesulitan aset akan di-match dengan agenda besar dengan kemudahan pembiayaan UMKM melalui credit scoring. Diharapkan ekosistem sama-sama dimunculkan inkubator bisnis di berbagai daerah dan kampus.

“Kita harapkan Entrepreneur Hub ini bisa terus implementatif, inovatif dan berkelanjutan, serta meningkatkan jumlah dan peran pemangku kepentingan dalam pengembangan kewirausahaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan angka rasio kewirausahaan di Indonesia,” kata Teten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya