Bisnis
Jumat, 10 Desember 2021 - 19:47 WIB

Menperin Pengin Setop Es Krim Impor, Mungkin Enggak Ya?

Reni Lestari  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi es krim (Pinterest.com)

Solopos, JAKARTA — Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya akan mengupayakan proteksi investasi asing di industri pengolahan susu dengan menyetop impor es krim.

Peningkatan investasi asing di industri pengolahan susu sepanjang tahun ini, lanjutnya, mengindikasikan kepercayaan investor asing terhadap potensi pengembangan pasar dan industri di dalam negeri.

Advertisement

“Neraca saya akan siapkan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan agar tidak ada lagi impor es krim ke Indonesia,” kata Agus usai meresmikan pabrik PT Yili Indonesia Dairy, Jumat (10/12/2021) seperti dilansir Bisnis.com.

Baca Juga: Lebih Ekonomis, Semen Gresik Gunakan Limbah Jagung Jadi Alternatif Fuel

Investasi asing yang dimaksud termasuk pembangunan fasilitas produksi es krim Yili Indonesia dengan total nilai Rp2,5 triliun.

Advertisement

Investasi tahap pertama tercatat senilai Rp1,9 triliun dengan kapasitas produksi 159 ton es krim per hari atau 50.000 ton per tahun.

Pada investasi tahap kedua, kapasitas produksi dapat ditingkatkan menjadi 4 juta es krim per hari. Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman menggarisbawahi dominasi industri pengolahan susu pada investasi asing sektor makanan minuman.

Baca Juga: Mudah dan Cepat, Begini Cara Klaim Kacamata BPJS Kesehatan

Advertisement

Menurut data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi asing ke industri makanan pada Januari-September 2021 tercatat US$2,01 miliar, meningkat 75,93 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,14 miliar.

“Investasi sampai dengan September itu naik 75 persen dari investasi asing, hampir sebagian besar di industri susu,” kata Adhi.

Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) ke industri makanan pada periode tersebut tercatat Rp20,4 triliun, terkontraksi 14,91 persen dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar Rp24 triliun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif