Bisnis
Kamis, 5 Oktober 2023 - 15:02 WIB

Menkop UKM: Transformasi Digital Tidak Melulu Soal Jualan Online

Newswire  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menkop UKM, Teten Masduki dalam acara Road to Indonesia Startup Ecosystem Summit 2023 di Solo Techno Park, Kecamatan Jebres, Kota Solo, pada Jumat (11/8/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, JAKARTA – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menegaskan bahwa transformasi digital bukan lagi sekadar membahas cara berjualan pada platform online melainkan memodernisasi UMKM dalam segala hal.

“Saya diserang, Pak Menteri tau tidak artinya COD (cash on delivery), affiliator, seller dan lain sebagainya. Bukan itu. Kita mau ke sini [modernisasi UMKM] kok diskusinya masih di bottom,” kata Teten Masduki dalam acara Indonesia Digital MeetUp (IDM23) di Jakarta seperti dilansir Antara, Kamis (5/10/2023).

Advertisement

Teten menuturkan jika Indonesia ingin menjadi negara maju pada 2045 dengan pendapatan per kapita di atas 13.000 dolar AS, bisnis di Indonesia harus diubah dengan model dan produk yang lebih kompetitif dan inovatif. Jika masih berkutat dengan UMKM yang 97 persennya di sektor mikro dan kecil, tidak akan mampu mengantarkan Indonesia menjadi negara maju dan malah terjebak di dalam negara berpendapatan menengah.

Apalagi jika usaha mikro dan kecil tersebut hanya bersifat subsisten atau hanya memenuhi kebutuhan rumah dan tidak menggunakan teknologi tinggi. “Tidak mungkin kita dalam waktu 20 tahun ke depan empat kali pilpres, bisa punya pendapatan di 13.000 dolar AS. Karena itu Presiden sudah menginstruksikan termasuk kepada saya supaya segera memodernisasi usaha UMKM dengan membuka peluang-peluang bisnis baru lewat hilirisasi,” ujarnya.

Sejumlah sektor UMKM yang potensial dikembangkan dalam hilirisasi adalah rumput laut yang bisa diproduksi menjadi barang setengah jadi. Lalu, minyak atsiri yang bisa digunakan sebagai industri fragrance, dan sektor akuakultur dan agrikultur lainnya. “Kita kaya dengan herbal tapi ternyata bisa diproduksi ekstraknya dengan teknologi yang rendah dan sederhana kita bisa menjadi supply chain untuk industri kosmetik, farmasi, food dan lain sebagainya,” sambungnya.

Advertisement

“Peluang bisnis baru ini harus diciptakan bukan lagi melahirkan tukang bakso lagi tukang keripik lagi tukang dodol lagi tukang anyaman lagi ini yang harus kita ciptakan karena kita butuh menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih berkualitas,” tambah Teten.

Lebih lanjut Teten mengatakan pelaku usaha baru untuk tidak menjadi kompetitor dari para pelaku UMKM yang sudah ada. Menteri Teten berpendapat, jika pengusaha muda menjadi kompetitor bagi pelaku UMKM, maka skala usaha UMKM akan kesulitan untuk berkembang. Belum lagi harus bersaing dengan produk-produk asing yang masuk ke Tanah Air.

“Kita ingin sebenarnya melahirkan entrepreneur-entepreneur baru dari kalangan anak muda yang aware dengan teknologi dan aware pada bisnis model yang inovatif yang relevan dan tidak menjadi kompetitor dari para pelaku UMKM yang sudah ada,” tuturnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif