SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (Solopos)

Solopos.com, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan per hari ini, Rabu (26/7/2023), terdapat 30 negara menjadi pasien Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF).

Dia mengatakan kondisi tersebut sebagai akibat dari berbagai masalah global yang bukan hanya semakin kompleks, namun sudah cascade atau bertingkat.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Problem dunia cascade, ada masalah El Nino, perang, ketegangan China dan Amerika Serikat [AS]. Ini semua kompleks dan per hari ini ada 30 negara jadi pasien IMF dan 11 baru mulai membaik,” ujarnya dalam acara Sewindu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Grand Sheraton, Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2023).

Padahal, kala krisis di Asia 1997/1998, negara yang menjadi pasien IMF kurang dari 10 negara. Sementara pascapandemi Covid-19, beramai-ramai negara untuk menjadi pasien IMF.

Airlangga tidak memerinci negara-negara tersebut. Namun, menurutnya Indonesia menjadi negara yang masih cukup tangguh menghadapi berbagai ketidakpastian global tersebut.

“Semua negara mengalami masalah makanan, pupuk, energi. Alhamdulillah, Indonesia menangani itu semua, Indonesia menjadi champion,” tambahnya.

Tercermin dari capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus tumbuh di atas 5 persen sejak enam kuartal terakhir. Terakhir pada kuartal I/2023 sebesar 5,03 persen. Hal tersebut diiringi dengan inflasi yang terus menurun pada Juni 2023 sebesar 3,5 persen (year-on-year/yoy). Turun dari capaian Mei 2023 sebesar 4 persen (yoy).

Selain itu, purchasing manager index atau PMI manufaktur Indonesia juga tercatat masih ekspansif bahkan akseleratif, di level 52,7.

Kinerja PMI Indonesia tersebut lebih baik dari Malaysia (47,7) dan Vietnam (46,2) yang mengalami kontraksi. Sementara itu, indeks PMI Manufaktur Thailand (53,2), Singapura (52,7), dan Filipina (50,9) mencatatkan ekspansi.

Selaras dengan menguatnya kondisi perekonomian, penciptaan lapangan kerja juga semakin membaik, hal ini berdampak pada turunnya tingkat pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) nasional pada Februari 2023 berada pada angka 5,45 persen.

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI

Di lain sisi, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi melambat ke level 5 persen pada 2024.

Berdasarkan Laporan World Economic Outlook terbaru IMF, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 dipangkas dari sebelumnya 5,1 persen menjadi 5 persen.

Sementara itu, IMF mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini sebesar 5 persen. Ekonomi negara berkembang Asia diperkirakan tumbuh 5,3 persen tahun ini, sejalan dengan penurunan pendapatan ekspor yang akan banyak dialami oleh negara penghasil komoditas.

Kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan bahwa perekonomian global diperkirakan pulih secara bertahap dari pandemi Covid-19 dan dampak dari Perang Rusia dan Ukraina. Pada tahun ini, ekonomi global diperkirakan melambat dengan pertumbuhan sebesar 3 persen dari pertumbuhan tahun lalu 3,5 persen.

“Berdasarkan proyeksi baseline kami, pertumbuhan akan melambat dari 3,5 persen pada tahun lalu menjadi 3 persen tahun ini,” kata Pierre, dikutip Rabu (26/7/2023). Menurut IMF, perlambatan akan terkonsentrasi di negara maju dengan pertumbuhan diperkirakan melambat dari 2,7 persen pada 2022 menjadi 1,5 persen pada tahun ini.

Sementara pada tahun depan, pertumbuhan ekonomi negara maju tetap diperkirakan lemah, dengan pertumbuhan sebesar 1,4 persen.

Kawasan Eropa juga diperkirakan melambat secara signifikan akibat belum pulihnya dari lonjakan tajam harga gas tahun lalu, yang dipicu oleh perang Rusia dan Ukraina. Lebih lanjut, pertumbuhan negara berkembang masih diperkirakan akan terakselerasi dari 3,1 persen pada tahun ini menjadi 4,1 persen pada tahun depan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya