SOLOPOS.COM - Nasabah pengguna BRImo dapat langsung cek saldo via Sabrina atau Smart BRI New Assistant. (Istimewa/BRI).

Solopos.com SOLO —Transformasi teknologi dan perubahan perilaku konsumen dalam era digital, membentuk lanskap dinamis ke era baru yang sering disebut era revolusi industri 4.0.

Salah satu sektor yang merasakan dampak perubahan tersebut adalah perbankan. Pemanfaatan berbagai teknologi di bidang layanan keuangan telah membawa perubahan yang signifikan pada industri perbankan. Tuntutan digitalisasi perbankan diperkuat oleh berbagai faktor pendorong pengembangan digital bank.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Faktor pendorong tersebut tercermin dalam tiga aspek utama yaitu peluang digital (digital opportunity), perilaku digital (digital behavior), dan transaksi digital (digital transaction). Peluang digital antara lain meliputi potensi demografis, potensi ekonomi dan keuangan digital, potensi penetrasi penggunaan internet, serta potensi peningkatan konsumen. Perilaku digital di antaranya meliputi kepemilikan gawai dan penggunaan aplikasi mobile (mobile apps). Transaksi digital meliputi transaksi perdagangan online (e-commerce), transaksi digital banking, dan transaksi uang elektronik.

Berdasarkan prediksi Bank Indonesia (BI), otoritas memproyeksi transaksi digital di perbankan bakal terus mengalami peningkatan yang pesat, baik pada 2024 maupun 2025.

BI memperkirakan, nilai transaksi digital banking akan terus tumbuh, sebesar 23,2% pada 2024 hingga mencapai Rp71.584 triliun. Lebih lanjut, nilai transaksi digital banking diperkirakan tumbuh 18,8% pada 2025 menjadi Rp85.044 triliun.

Adapun, pada kuartal III/2023, BI mencatat nilai transaksi digital banking mencapai Rp14.971,28 triliun atau tumbuh sebesar 11,51% yoy. Pada periode yang sama, volume transaksi digital banking tumbuh sebesar 36% mencapai 4,22 miliar.
Untuk tahun ini, nilai transaksi digital banking diperkirakan mencapai Rp58.124 triliun, tumbuh 10,6% dibandingkan dengan tahun lalu.

Namun demikian pesatnya transaksi digital perbankan dihantui dengan berbagai tantangan dan ancaman yang mengintai.
Berbagai jenis fraud hingga modus penipuan dengan mengatasnamakan institusi perbankan dan keuangan yang merugikan masyarakat masih kerap terjadi . Masifnya pengguna Internet di Indonesia yang kurang diimbangi dengan peningkatan literasi keuangan memungkinkan kian merebaknya berbagai jenis investasi ilegal, pinjaman online ilegal, dan berbagai jenis penipuan.

Menurut laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 213 juta orang per Januari 2023. Jumlah ini setara 77% dari total populasi Indonesia yang sebanyak 276,4 juta orang pada awal tahun ini. Sementara tingkat literasi dan keuangan saat ini masih belum berjalan seimbang bahkan terdapat ketimpangan yang cukup mencolok.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 yang dirilis secara resmi oleh OJK menunjukkan indeks literasi dan inklusi keuangan di Indonesia tercatat 49,68 persen dan 85,10 persen. Meski ada indikasi meningkat dibandingkan dengan 2019 yang masing-masing sebesar 76,19 persen dan 38,03 persen.

Tak hanya itu, tingginya angka pengguna Internet di Indonesia, juga tidak diimbangi dengan baiknya tingkat literasi digital masyarakat. Berdasarkan survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, indeks atau skor literasi digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori “sedang”.

Hal ini mengakibatkan masih banyak masyarakat Indonesia yang mudah terjebak penipuan saat transaksi digital. Para penipu berupaya untuk mendapatkan data dan informasi yang bersifat pribadi untuk memperoleh keuntungan.

Tak jarang para pelaku kejahatan menyebarluaskan sejumlah informasi hingga link palsu melalui jejaring aplikasi pesan singkat, sosial media, hingga surat elektronik. Belum lagi maraknya pinjaman online (pinjol) ilegal dan investasi ilegal.
Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dalam kurun tahun 2017-2023, penipuan berkedok investasi/investasi ilegal mengakibatkan kerugian sebesar Rp139 triliun di Indonesia, yang mungkin setara dengan pembangunan 12.600 sekolah baru hingga 504 rumah sakit baru.

Upaya BRI

Direktur Utama BRI Sunarso (Istimewa)
Direktur Utama BRI Sunarso (Istimewa)

Sebagai salah satu bank terkemuka di Tanah Air, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) secara berkala terus melakukan edukasi pencegahan berbagai modus penipuan yang disebarkan melalui berbagai saluran komunikasi, seperti social engineering, phising, dan sebaran file APK palsu.

Edukasi melalui berbagai media resmi perseroan tersebut diharapkan dapat meningkatkan awareness masyarakat agar dapat terhindar dari berbagai modus kejahatan perbankan.

“BRI terus mengimbau kepada nasabah agar senantiasa berhati-hati dalam melakukan transaksi finansial, yaitu dengan menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan (user name, Password, PIN, OTP, dsb). Nasabah wajib merahasiakan itu dari siapapun, termasuk keluarga, kerabat, maupun petugas bank,” kata Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto, di Jakarta, beberapa waktu lalu seperti dilansir Antara.

Agus Sudiarto mengatakan BRI secara proaktif terus berkordinasi dan menjalin komunikasi bersama Kepolisian guna mendukung proses pengungkapan dan penangkapan kejahatan perbankan tersebut.

Selain itu BRI juga terus melakukan transformasi digital salah satu strateginya adalah dengan menghadirkan sumber daya manusia (SDM) milenial. Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) atau BRI, Aestika Oryza Gunarto menilai SDM milenial sangat erat kaitannya dengan teknologi. Kelompok generasi ini memiliki rasa ingin tahu yang besar terutama terkait dengan teknologi.

“Jumlah pekerja milenial mendominasi sebanyak 70,3 persen dari seluruh total pekerja BRI,” kata Aestika kepada Bisnis, Kamis (2/2/2023).

Aestika menuturkan di tengah perkembangan teknologi yang membuat informasi dapat diperoleh dengan cepat, SDM milenial akan mempertimbangkan berbagai informasi dalam memilih suatu pekerjaan.

Generasi milenial cenderung memilih perusahaan yang sesuai dengan preferensi mereka. Hal ini menjadi salah satu tantangan dalam merekrut generasi milenial. Tantangan lainnya adalah kemudahan akses informasi terkait adanya rekrutmen menyebabkan munculnya talent war.

“Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan SDM milenial yang memang punya skill dan kompetensi mumpuni,” kata Aestika.

Transformasi digital BRI juga diperkuat dengan Super App BRImo  yang diluncurkan kurang dari 4 tahun lalu, tepatnya pada Februari 2019. Super App BRImo diyakini  telah memberikan dampak positif terhadap inklusi dan literasi keuangan masyarakat.

Hingga Oktober 2023, Super App BRImo telah digunakan oleh 30,4 juta user atau meningkat pesat dari 2,9 juta user pada akhir Desember 2019. Dari sisi volume transaksi telah mencapai Rp3.353 triliun atau tumbuh sekitar 60,83% yoy.

“Ini merupakan salah satu hasil transformasi digital BRI, selain bertujuan meningkatkan efisiensi, inisiatif ini juga terus dikembangkan untuk menjawab kebutuhan pasar,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso pada Public Expose Live 2023 di Jakarta akhir November 2023 lalu.



“Melalui transformasi berkelanjutan serta eksekusi strategi yang baik, BRI optimistis mampu untuk meng-create value secara berkelanjutan, baik dari sisi ekonomi maupun sosial, serta akan memberikan return yang optimal kepada pemegang saham di masa mendatang,” imbuh Sunarso.

Sebelumnya, Sunarso juga pernah menyebutkan, BRI juga terus melukan inovasi super app BRImo agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna dari beragam segmen, mulai dari penambahan fitur untuk investasi, pembelian tiket kereta cepat Whoosh, voucer permainan dan streaming yang memenuhi kebutuhan gaya hidup, hingga fitur pendaftaran merchant.

Terlebih lagi pada 17 November 2023, super app BRImo juga semakin lengkap dengan menghadirkan QRIS antar negara (cross-border) yang dapat ditransaksikan oleh pengguna saat berbelanja di Singapura.

“Transformasi digital yang dilakukan secara konsisten menjadi kunci keberhasilan BRI menorehkan kinerja positif,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya