SOLOPOS.COM - Situasi Pasar Kuliner Enak dan Halal (Keleman) di Kampung Wisata Kauman, Solo, Sabtu (22/7/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution).

Solopos.com, SOLO — Ada yang berbeda di Kampung Kauman, Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (22/7/2023) pagi. Gang muka kampung tersebut menyuguhi kekayaan budaya yang beraneka rupa.

Ketua Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman Solo, Gunawan Setiawan, mengibaratkannnya sebagai laboratorium hidup. “Tempat ini ibarat laboratorium hidup,” papar Gunawan.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Seiring langkah kaki mengayun, terlihat Kampung Kauman yang dulu dikenal sebagai kampung batik berkembang dengan sejumlah objek wisata baru.

Salah satunya yakni Pasar Kuliner Enak dan Halal Kauman (Pasar Keleman) yang digelar oleh masyarakat Kampung Kauman. Gunawan menjelaskan, Pasar Keleman rutin digelar setiap Sabtu pagi sejak pukul 06.00 WIB.

Aktivitas tidak hanya ramai di Pasar Keleman. Masyarakat juga menjual sarapan pagi di pelataran Kooken Café, beberapa meter tak jauh dari titik lokasi Pasar Keleman.

Harga murah menjadi pemikat utama di sana. Hanya dengan Rp6.000, pengunjung sudah mendapatkan paket lengkap nasi goreng dengan teh hangat.

Ditemui Solopos.com di pelataran Kooken Café, Gunawan bercerita mengenai perkembangan wisata halal Kampung Kauman hingga sejauh ini.

“Wisata halal itu kami kembangkan setelah masyarakat di sini bisa memproduksi makanan dan cemilan sendiri. Itu sebabnya kami juga mengadakan Pasar Keleman, yang tujuan awalnya juga mengangkat perekonomian masyarakat,” ujar Gunawan saat ditemui Solopos.com.

Dia tampak antusias menceritakan Pasar Keleman dan wisata halal Kampung Kauman. Menurutnya, potensi Kampung Kauman sangatlah besar terutama yang berasal dari kekuatan ibu-ibu kampung tersebut.

Selama ini, mereka sudah berjualan tetapi secara sendiri-sendiri di rumah mereka masing-masing. Akhirnya atas keputusan bersama, Kampung Kauman membuat Pasar Keleman yang unik bertujuan memasarkan produk hasil Kampung Kauman secara bersamaan.

Pasar itu pun berhasil membuka peluang baru dan produk warga Kampung Kauman berhasil diperkenalkan secara langsung ke konsumen.

Gunawan bercerita, sejak awal konsep Pasar Keleman adalah digelar di sepanjang jalan Kampung Kauman guna memaksimalkan rumah-rumah heritage di kampung tersebut.

Cara itu dianggap mampu menghidupkan aktivitas dan geliat masyarakat Kampung Kauman. Gunawan juga mengatakan Kampung Kauman akan terus aktif mengembangkan semua potensi yang dimiliki, tidak hanya batik dan kuliner.

Hal itu karena sejak 2006, Kampung Kauman sudah mengukuhkan diri sebagai kampung wisata.

Gunawan kemudian memanggil Ketua Syarikat Dagang Kauman, Muhammad Yuli. Yuli merupakan pengembang Pasar Keleman. Dia menjelaskan, kegiatan Pasar Keleman dilakukan sejak pandemi Covid-19 atau pada tahun 2020.

Para ibu-ibu penjual kuliner di Pasar Keleman kemudian mengembangkan lembaga bisnis dengan sistem koperasi.

Yuli menjelaskan salah satu kelebihan Pasar Keleman yakni membantu ibu-ibu di Kampung Kauman mendapatkan sertifikasi dan bimbingan lain.

“Kalau bisa jalan sendiri, mangga kami persilakan, tetapi kalau membutuhkan pendampingan kami bisa menyediakan. Harapannya adalah ada timbal balik antar semua pelaku usaha di sini [Kampung Kauman],” ujar Yuli kepada Solopos.com.

Harapan Timbal Balik Semua Pelaku Usaha di Kauman

Timbal balik merupakan penyangga kehidupan di Kampung Kauman. Yuli mengatakan, dampak dari timbal balik adalah pengusaha besar dan yang baru merintis usaha dapat saling membantu layaknya kehidupan bermasyarakat.

Dia mengibaratkan jika usaha yang baru dirintis mendapatkan pesanan besar, komunitas dapat membantu mengisi pesanan tersebut sehingga tidak kesulitan memenuhinya.

Yuli mengaku, pelatihan dari komunitas di Kampung Kauman dilakukan secara bertahap dengan tingkat kerumitan dimulai dari yang paling sederhana. Menurutnya, melatih secara pelan-pelan dapat membuat anggota komunitas tetap bersemangat.

Dia meneruskan, Kampung Kauman juga memiliki pendamping halal yang sebelumnya mengikuti pelatihan di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Solo sebanyak 30 orang.

Tidak hanya dari UIN Solo, Yuli juga bekerja sama dengan Dinas Koperasi lewat PLUT.

Timbal balik dan gotong royong menjadi pakem di Kampung Kauman, sehingga masyarakat bisa tetap saling membantu satu sama lain atau nyengkuyung bersama.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya