SOLOPOS.COM - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar menampung 480 ton sampah setiap harinya dari Kota Balikpapan. Masyarakat lokal, Kampung Energi Wasteco Manggar berhasil mengubah tumpukan sampah itu menjadi gas metana dibantu Pertamina Hulu Mahakam. (Bisnis-Nyoman Ary Wahyudi)

Solopos.com, BALIKPAPAN — Kampung Energi Wasteco Manggar, Balikpapan, lepas dari ketergantungan liquefied petroleum gas (LPG) subsidi selepas berhasil mengubah tumpukan sampah menjadi gas metana (CH4).

Ratusan rumah tangga yang tersambung gas olahan sampah itu tidak lagi membeli tabung LPG 3 kg. Lewat program corporate social responsibility (CSR) Pertamina Hulu Mahakam (PHM) sejak akhir 2018, masyarakat lokal berhasil mengonversi 480 ton sampah setiap harinya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar menjadi sumber energi alternatif.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Ini sebenarnya penerapan migas secara tradisional, kita bangun di TPA Manggar ini sehingga gas dari tumpukan sampah ini bisa kita distribusikan,” kata Head Communication Relations & CID PHM Frans Hukom saat ditemui di Kampung Manggar, Balikpapan, Selasa (7/11/2023). Adapun, di atas lahan TPA seluas 5,7 hektare, Kampung Energi Wasteco Manggar berhasil memproduksi gas metana sekitar 820.800 meter kubik setiap tahunnya yang disalurkan ke masyarakat secara swadaya.

Saat ini, telah terbangun 380 sambungan gas rumah dengan panjang jaringan pipa distribusi mencapai 8.316 meter. Gas metana yang dihasilkan dari tumpukan sampah dari Kota Balikpapan itu turut menghidupkan 28 UMKM di kampung ini. “Mudah-mudahan untuk 2023 ini bisa kita tambah sekitar 20 sambungan, kita akan lengkapi menjadi 400 KK,” kata dia.

Berdasarkan hitung-hitungan PHM, penghematan biaya memasak masing-masing keluarga mencapai Rp456 juta setiap tahunnya dengan kas iuran gas metana sebesar Rp45,6 juta per tahun. Adapun, pengurangan penggunaan gas LPG 3 kilogram atau subsidi mencapai 18.240 tabung per tahun, sementara penghematan bahan bakar minyak (BBM) untuk internal TPA mencapai 1.744 liter setiap tahunnya.

“Pemanfaatan gas metana dari CSR itu sudah mulai muncul di sini, sudah direalisasikan dengan baik oleh teman-teman PHM dibantu oleh masyarakat lokal,” kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro. Menurut Hudi, gas metana yang diperoleh dari sampah itu juga belakangan telah mendorong penciptaan UMKM di kampung energi ini.

Saat ini, sudah ada 28 UMKM yang dibantu dari ketersediaan energi murah tersebut. “Tadi satu UMKM sekarang sudah menjadi 28 UMKM dan ini dampak ekonominya sangat luar biasa,” kata dia.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Sulap 480 Ton Sampah Jadi Gas Metana, Kampung Ini Mandiri dari LPG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya