SOLOPOS.COM - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia (kiri) bersama pengusaha China yang disebut sebagai pemilik smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Tsingshan Xiang Guangda.(Bisnis.com/@bahlillahadalia)

Solopos.com, JAKARTA – Mungkin banyak yang penasaran sosok pemilik smelter nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah yang dikabarkan mengalami insiden ledakan dan kebakaran yang memakan puluhan korban.

PT ITSS merupakan salah satu investasi smelter dari China di Morowali, yang sebagian besar atau 80 persen dikendalikan oleh Shanghai Decent Investment atau induk dari Tsingshan Holding Group.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Berdasarkan pernyataan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), kebakaran unit smelter PT ITSS yang terjadi pada Minggu (24/12/2023) pukul 05.30 Wita, diduga disebabkan oleh adanya cairan mudah terbakar yang berada di bawah tungku yang sedang diperbaiki. Kondisi tersebut memicu ledakan dan merembet ke tabungan oksigen yang ada di area sekitar.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) memastikan akan menunggu hasil investasi kecelakaan kerja yang terjadi di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), yang beroperasi dalam Kawasan Industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.

Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan bahwa pihak kepolisian dan dinas ketenagakerjaan telah melakukan investigasi terhadap kejadian tersebut dengan memeriksa lokasi dan bukti-bukti yang ada.

“Kami tidak berspekulasi dan akan menunggu hasilnya. Penting untuk memastikan bahwa SOP K3 (Standard Operational Procedure Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dapat dilaksanakan dengan baik demi keamanan dan pencegahan kecelakaan di masa depan,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Kamis (28/12/2023) seperti dilansir Antara.

Dalam kesempatan yang sama, Pj Bupati Morowali Rachmansyah Ismail menyampaikan per Rabu (27/12) Pukul 13.11 Wita, dari total 59 orang korban, ada 19 orang meninggal dunia yang terdiri dari 11 TKI dan 8 tenaga kerja asing (TKA). Sebanyak 10 orang TKI tengah menjalani rawat jalan, 14 orang TKI dirawat di RSUD Morowali, 6 orang dirawat di Klinik IMIP yang terdiri dari 3 TKA dan 3 TKI, 8 orang yang terdiri dari 3 TKI dirujuk ke Palopo dan 5 TKA dirujuk ke China. Selain itu, ada 2 orang TKI yang menjalani perawatan sendiri.

Pemkab Morowali memberikan bantuan uang tunai senilai Rp167.500.000 dengan rincian sebanyak Rp77.500.000 untuk korban meninggal, dan sebanyak Rp90.000.000 untuk para korban yang sedang dalam perawatan. Pemkab Morowali juga memberikan bantuan 12 unit ambulans dari desa, puskesmas dan paguyuban sekitar TKP, ada pula 6 unit ambulans dari PT IMIP, dan 4 unit dari perusahaan lain.

Lantas siapa sebenarnya pemilik Smelter PT ITSS?

Melansir dari Bisnis.com, pemilik smelter PT ITSS adalah Xiang Guangda. Dia adalah pendiri Tsingshan Holding Group, salah satu produsen baja tahan karat mentah terbesar di dunia.

Xiang lahir pada 1958 dari keluarga kelas pekerja di Wenzhou, Zhejiang, China. Dia mendapatkan pekerjaan pertamanya pada 1980 sebagai mekanik di sebuah perusahaan perikanan milik negara dan akhirnya dipromosikan menjadi direktur bengkel perusahaan tersebut.

Pada 1986, dia dan kerabatnya, Zhng Jimin, mendirikan bengkel pembuatan jendela dan pintu mobil dan mulai memperoleh kekayaan pertamanya.

Pada 1988, Xiang melepaskan pekerjaannya dari perusahaan milik negara itu untuk menjadi pengusaha penuh waktu dan mendirikan Tsingshan, yang berarti “gunung hijau”, bersama Zhang dan beberapa kerabat lainnya.

Kebangkitan industri pembuatan baja di Tsingshan tidak hanya disebabkan oleh waktu masuknya industri tersebut ketika China sangat bergantung pada impor, namun juga karena fokusnya yang mendalam pada spesialisasi di bidang otomotif.

Saat itu kebanyakan pesaing perusahaan baja lainnya berbondong-bondong mengerjakan sektor real estate yang sedang berkembang pesat untuk memanfaatkan peluang dari booming properti.

Tsingshan akhirnya menjadi pemimpin global di sektor industri dengan pabrik produksi di Indonesia, India, dan Zimbabwe.

Menurut laporan keuangan Tsingshan, pendapatan tahunan Tsingshan pada 2018 melebihi US$28 miliar dengan memiliki sekitar 56.000 karyawan.

Lonjakan kekayaan Xiang akan memberinya julukan “Big Shot” di kalangan komoditas China dan menurut Forbes, kekayaannya diperkirakan antara US$1,2 miliar dan US$4,2 miliar. Itulah ulasan tentang pemilik smelter PT ITSS yang merupakan pengusaha asal China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya