Bisnis
Selasa, 3 Januari 2023 - 14:58 WIB

Mengulas Rahasia Sukses Mixue, Brand Lokal Bisa Meniru Hlo

Khadijah Shahnaz  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Harga franchise Mixue disebut mencapai ratusan juta rupiah. (Bisnis.com)

Solopos.com, JAKARTA — Franchise minuman merek asing seperti Mixue di Tanah Air menjadi sorotan karena pertumbuhannya yang pesat. Lantas apa rahasia brand tersebut bisa merajalela dengan membuka gerai di mana-mana?

Beberapa waktu belakangan nama Mixue mendadak menjadi viral di media sosial dan menjadi pembicaraan publik. Langkah ‘invasi’ toko minuman asal China itu seakan menggerus kepopuleran sejumlah startup minuman lokal yang sudah lebih dulu eksis di Indonesia.

Advertisement

Dikutip dari Momentum Asia, Senin (2/12/2022) Mixue telah menjadi jaringan teh dan es krim terbesar di China.

Pada akhir Maret 2022, Mixue memiliki 21.582 gerai. Bahkan, Mixue disebut-sebut menjadi gerai terbesar kelima di dunia, menyalip total jumlah pembukaan gerai McDonald’s, jika dilihat dari kurun waktu selama tiga tahun berdiri.

Advertisement

Pada akhir Maret 2022, Mixue memiliki 21.582 gerai. Bahkan, Mixue disebut-sebut menjadi gerai terbesar kelima di dunia, menyalip total jumlah pembukaan gerai McDonald’s, jika dilihat dari kurun waktu selama tiga tahun berdiri.

Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) memberikan tips bagi perusahaan rintisan lokal vertikal minuman untuk bertahan di tengah invasi minuman asing seperti Mixue di Tanah Air.

Bendahara Amvesindo Edward Ismawan Chamdani mengatakan ada beberapa cara startup minuman lokal dapat bertahan dan tidak dianggap sebagai minuman musiman (seasonal).

Advertisement

“Jadi mereka sudah mempunyai konsumen yang loyal,” jelas Edward, Selasa (3/1/2023).

Lebih lanjut, Edward mengatakan ada beberapa startup minuman lokal lainnya yang sudah menargetkan komunitas-komunitas tertentu untuk dijadikan sebagai target penjualan. Selanjutnya startup lokal pun harus memiliki produk lifetime value atau tidak musiman.

Startup lokal harus terus melakukan inovasi dalam penambahan produk dan memberikan pelayanan yang baik agar memiliki lifetime value.

Advertisement

“Pelayanan bisa dari aplikasi, sosial media sehingga menciptakan koneksi dengan konsumer,” ujarnya Amvesindo pun melihat dengan populasi Indonesia yang besar, startup F&B lokal tidak akan tergusur merek minuman dari luar.

Edward juga menilai saat ini tiap merek ritel di Indonesia biasanya memiliki segmen market tersendiri, jarang terjadi tumpang tindih.

“Menarik kalau dilihat, misalkan brand kopi kekinian pun juga sudah mempunyai segmen tersendiri. Ada yang untuk konsumen yang menyukai kopi yang kencang, ada yang kekinian dan manis. Jadi konsumennya beda – beda,” ujar Edward.

Advertisement

Meskipun demikian merek ini juga menjadi sorotan lantaran belum mengantongi sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Agama menyebutkan gerai produk es krim dan teh Mixue belum bersertifikat halal sehingga tidak boleh memasang logo Halal Indonesia sampai proses sertifikasi selesai dilakukan.

“Logo dan label halal baru bisa dipasang jika suatu produk sudah bersertifikat halal. Saat ini Mixue belum punya sertifikat halal, jadi jangan pasang logo Halal Indonesia di gerainya,” ujar Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag Aqil Irham di Jakarta, Senin (2/1/2023) seperti dilansir Antara.

Hal itu, imbuh Aqil, untuk menanggapi pengaduan adanya gerai Mixue yang memasang logo Halal Indonesia. Menurut dia, label Halal Indonesia hanya boleh dipasang pada produk yang telah bersertifikat halal.

Aqil menyampaikan bahwa berdasarkan data Sistem Informasi Halal (Sihalal), Mixue mengajukan pendaftaran sertifikasi halal pada 13 November 2022 dan hingga saat ini masih berproses untuk mendapatkan sertifikat halal.

“Saat ini prosesnya sudah masuk tahapan audit oleh Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) LPPOM MUI,” kata Aqil.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif