SOLOPOS.COM - Ilustrasi investor memantau pergerakan saham di pasar modal. (freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat bergerak menguat hingga 4,05 persen selama Juli 2023. Analis melihat terdapat peluang penguatan bagi IHSG hingga menuju level 7.000 pada Agustus ini.

Head of Research InvestasiKu Cheril Tanuwijaya mengatakan rilisnya kinerja keuangan perusahaan tercatat pada semester I/2023 bisa menjadi penopang bagi IHSG untuk bergerak dan bertahan di level 7.000 pada Agustus ini.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Selama ini kekhawatiran pasar terhadap The Fed juga menurun karena probabilitas The Fed menaikkan suku bunga pada September tersisa 20 persen,” kata Cheril kepada Bisnis, Selasa (1/8/2023).

Selain The Fed, data PMI juga menunjukkan pemulihan ekonomi China yang berlanjut hingga saat ini. Hal tersebut ditunjukkan oleh data China NBS Manufacturing PMI Juli yang meningkat ke 49,3 dari 49 di Mei 2023.

Untuk Agustus ini, Cheril melihat saham di sektor energi seperti saham minyak bisa dicermati, seperti PTRO dengan target price (TP) Rp3.950 dan AKRA dengan TP Rp1.400. Selain itu, saham di sektor kertas menurutnya juga dapat dicermati seperti INKP dengan TP Rp10.000 dan TKIM dengan TP Rp7.500.

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memandang IHSG baru bisa mencapai level 7.000 pada September mendatang. Menurutnya, di awal Agustus ini arah IHSG akan terkoreksi karena sebelumnya IHSG telah mengalami reli selama lima pekan berurutan.

“Mungkin sepanjang Agustus cenderung konsolidasi dulu,” kata Ivan, dihubungi Selasa (1/8/2023).

Menurut Ivan, katalis dari IHSG akan datang dari suku bunga yang masih dipertahankan, serta inflasi yang terkendali. “Kinerja emiten yang hingga semester I/2023 dirilis kemarin rata-rata masih bagus. Jadi koreksi yang terbentuk mestinya jangka pendek saja,” tutur Ivan.

Sebelumnya, IHSG pada Selasa (1/8/2023) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia.

IHSG ditutup melemah 44,86 poin atau 0,65 persen ke posisi 6.886,50. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,16 poin atau 0,22 persen ke posisi 963,46.

“Di akhir perdagangan, IHSG tertahan di zona merah yang tampaknya dipengaruhi sentimen eksternal dan internal,“ sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa seperti dilansir Antara.

Dari eksternal, bursa regional Asia ditutup melemah yang kemungkinan dipengaruhi oleh data manufaktur China yang mengalami kontraksi.

Dari internal, di tengah terkendalinya inflasi dan indeks manufaktur di zona ekspansi, pasar menyikapi potensi kekeringan ekstrem yang dapat mengancam di dalam negeri dampak dari El Nino.

BMKG menyebut 63 persen wilayah di Indonesia saat ini telah terdampak El Nino, dan berpotensi mengalami kekeringan ekstrem, yang mana pasar khawatir hal tersebut akan berdampak terhadap ketersediaan stok pangan.

Sementara itu, Badan Pangan Nasional memastikan stok pangan dalam negeri cukup untuk menghadapi dampak dari cuaca ekstrem kemarau panjang atau El-Nino, yang mana pasar berharap sumber utamanya harus jaga di tingkat petani dan di hilirnya inflasi terjaga karena akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sebelas sektor atau semuanya terkoreksi yaitu sektor kesehatan turun paling dalam minus 1,17 persen, diikuti sektor transportasi & logistik dan sektor barang konsumen non prime yang masing- masing turun 2,22 persen dan 1,63 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu SDPC, KAYU, SGER, WIDI dan SKRN. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni GJTL, BMTR, ASSA, SLIS dan BIPI.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.481.218 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 23,45 miliar lembar saham senilai Rp11,29 triliun. Sebanyak 161 saham naik, 396 saham menurun, dan 184 tidak bergerak nilainya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya