SOLOPOS.COM - Salah satu momen pernikahan yang ditangani oleh Mahadewi Moment Wedding Organizer Solo. (Istimewa/dok. Dewi).

Solopos.com, SOLO — Pernikahan menjadi momen sakral yang dinanti-nanti oleh sebagian orang. Di Indonesia, terdapat anggapan biaya menikah relatif mahal. Di beberapa tradisi pernikahan di Indonesia membutuhkan waktu lebih dari sehari.

Mengundang ratusan orang menjadi hal wajib bagi calon mempelai. Sedangkan, di sisi lain, anggaran pernikahan terbatas menjadi salah satu faktornya batalnya suatu pernikahan, selain perbedaan argumen dengan orang tua.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Hal ini terdapat dalam riset yang dilakukan platform survei, Populix, dalam Indonesian Gen Z & Millennial: Marriage Planning & Wedding Preparation March 2023, rata-rata responden menyiapkan estimasi anggaran pernikahan sebesar Rp10 juta hingga Rp50 juta.

Survei ini dilakukan kepada 1.087 responden di kalangan Generasi Zenial (Gen Z) dan milenial. Rata-rata responden mengaku menyiapkan anggaran menikah secara mandiri, dari pasangan dan orang tua. Secara umum, sebanyak 83% telah mengalokasikan tabungan khusus untuk menikah.

Di sisi lain, banyak orang memilih menggunakan wedding organizer (WO), karena salah satu kebutuhan prioritas dalam pernikahan adalah kecekatan petugas pernikahan. Warga Wonogiri, Sigit Hermawam, 32, menjadi salah satu orang yang memilih wedding organizer. Ia melangsungkan pernikahannya di Salatiga dengan konsep garden party sesuai keinginan pasangannya.

Total biaya yang harus ia keluarkan untuk pernikahan untuk sehari akad dilanjut resepsi kurang lebih Rp74 juta dengan total 100 tamu. Biaya ini termasuk biaya jasa sewa tempat, jasa WO, suvenir, dan lain-lain.

Ia mengeluhkan biaya make up artist (MUA) yang cukup mahal. “Untuk MUA-nya Rp14 juta, yang boros masalah pernak-pernik, misal makan, sumbangan ke tetangga dan lain-lain,” ujarnya kepada Solopos.com, pada Rabu (4/10/2023).

Menurutnya keuntungan memakai jasa wedding organizer adalah menyesuaikan budget, sebab budaya gotong royong pernikahan menurutnya bisa membuat over budget karena banyak tamu yang akan diundang. Salah satu warga Sukoharjo, Pratiwi, 23, mengaku memilih menggunakan wedding organizer. Namun untuk menu makanan dan minuman ia memilih menggunakan bantuan tetangganya.

Ia memilih menggunakan wedding organizer untuk membuat hari spesialnya bisa diabadikan dengan sempurna, sehingga ia cenderung mempertimbangkan aspek MUA dan fotografi. Bisnis wedding organizer disebut cukup prospektif bagi generasi milenial maupun Z di tengah surutnya budaya gotong-royong dan kesibukan masyarakat di kota besar saat ini.

Pemilik Mahadewi Moments Wedding Organizer Solo, Dewi merintis bisnis wedding organizer sejak tiga tahun lalu dan menilai sampai hari ini  masih dianggap potensial.Menurutnya prospek bisnis wedding organizer semakin cerah mengingat tren jasa weedding organizer yang makin dibutuhkan di kota besar. Ia juga menyebut semakin pudarnya tren gotong royong makin pudar karena kesibukan individu.

Dewi menangani klien terbanyak dari Kota Solo dan sekitarnya. Namun ia mengaku pernah menangani klien hingga Semarang.

Lebih lanjut Dewi menjelaskan dalam setahun hanya dua bulan yang sepi klien yaitu pada Ramadan dan Sura. Ia mengaku belum mampu menangani beberapa wedding dalam satu waktu, jadi masih fokus satu hari untuk satu klien.

Dalam sebulan ia biasanya menangani empat hingga delapan momen pernikahan. Rata-rata peminat wedding organizer adalah orang tua mempelai atau calon pengantin itu sendiri.

Ada beberapa alasan mereka menggunakan jasa wedding organizer menurut Dewi. Salah satunya, persiapan pernikahan jadi lebih matang. Kemudian lebih hemat tenaga, lebih efisien waktu, acara lebih terkonsep, terorganisir, rapi, dan tepat waktu.

Ia menyebut anggaran untuk menikah memang relatif mahal, hal ini tergantung pada jumlah tamu yang ingin diundang. Dewi menyebut untuk biaya sewa hotel saja rata-rata di angka Rp50 juta, sedangkan di gedung Rp30 juta. “Belum katering, belum MUA, belum dekorasi,” terang Dewi. Total dana yang dibutuhkan berkisar Rp100 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya