SOLOPOS.COM - Salah satu desain ruangan rumah minimalis. (Istimewa/Gandhi Surya).

Solopos.com, SOLO — Hunian di perkotaan kian tak terjangkau karena lahan yang sempit disusul harga property yang juga ikut melonjak.

Bagi kalangan milenial, minimnya lahan disiasati dengan beberapa konsep bangunan, seperti desain minimalis. Tujuannya tentu saja agar rumah di lahan sempit terasa lega namun tetap terlihat estetis.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Hal itu dibenarkan oleh Pemilik CV Hero Saka Alam, Gandhi Yuda saat ditemui Solopos.com beberapa waktu lalu. Gandhi menjelaskan tren desain rumah beberapa tahun terakhir masih berkonsep minimalis.

Tatanan rumah gaya ini semakin banyak diminati menyusul gaya hidup minimalis yang belakangan juga menjadi tren di kalangan masyarakat.

Masyarakat saat ini suka menggunakan barang-barang yang multfungsi dan tinggal di hunian dengan desain simpel dengan kesan kekinian.

“Kebanyakan kami menyesuaikan dari Soloraya ini memang menyukai konsep minimalis karena memang, banyak perumahan yang enggak memiliki spasial [ukuran ruang] lebar,” ujar Gandhi saat ditemui Solopos.com beberapa waktu lalu di Gentan, Baki, Sukoharjo.

Ia menjelaskan desain rumah minimalis yang digemari mayoritas berkonsep klasik atau kolonial, dan modern kontemporer. Arsitektur kolonial merupakan gaya yang diterapkan oleh suatu negara dengan pengaruh budaya penjajah mereka dulu.

Arsitektur kolonial di Indonesia banyak ditemukan dengan gaya Belanda. Hunian berkonsep kolonial di Indonesia cenderung memiliki dinding yang tebal dipadukan dengan konsep minimalis.

Sementara itu, arsitektur kontemporer atau modern merupakan desain rumah yang berfokus pada sisi estetika ataupun elemen yang tengah tren atau bersifat kekinian. Bukan desain minimalis saja, tapi elemen alam dan lingkungan juga tengah disukai.

Lebih lanjut, Gandhi mengatakan sejumlah konsumen menggunakan jasanya untuk menggarap interior rumah atau sekadar memesan furniture untuk mengubah konsep hunian rumah tapak mereka.

Hal itu terjadi pada beberapa rumah tapak di perumahan cluster. Beberapa konsumennya mengaku kurang menyukai desain yang diberikan pengembang.

Baik dari pilihan furnitur, warna, dan tata letak estetika ruangan. Jasa desain interior miliknya dibanderol mulai harga Rp1,5 juta hingga Rp3 juta.

Selain itu, pandemi Covid-19 membuat serangkaian penyesuaian dalam berbagai lini, termasuk dalam bekerja.  Fenomena work from home (WFH) membuat sejumlah rumah disulap menjadi layaknya kantor.

Berdasarkan tren ini banyak orang yang memakai jasa desain interior untuk memberikan kenyamanan bekerja dari rumah. Tren live streaming untuk online-shopping juga menjadi salah satu faktornya.

Beberapa kliennya menggunakan space rumah yang juga diperuntukkan untuk kantor. Sementera itu dilansir dari rumah.com pada Senin (10/7/2023), ada sepuluh tren desain rumah pada 2023.

Kesepuluh tren tersebut di antaranya desain rumah minimalis dengan atap pelana, desain rumah minimalis sentuhan industrial, desain rumah minimalis dengan jendela lebar, desain rumah ruang terbuka dapur, dan desain rumah kayu minimalis bergaya rustic.

Salah satu pengguna jasa desain rumah yakni Warga Kecamatan Baki, Sukoharjo, Nugraha. Nugraha membeli rumah tapak pada awal 2023 dengan bentuk bangunan sesuai konsep pengembang.

Ia mengaku kurang suka dengan desain tersebut sehingga begitu selesai proses pembelian langsungg mengganti beberapa perabot agar lebih cocok dengan ruangannya.

Freelance asrsitek ini menilai rumahnya yang dibeli dengan harga Rp300-an juta relatif kecil karena luas tanahnya hanya 64 meter dengan luas rumah 45 meter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya