SOLOPOS.COM - Ilustras-Utang. (Suara.com)

Solopos.com, SOLO – Gen Z dan Milenial cenderung memiliki utang yang lebih banyak dibanding generasi lain.

Berdasarkan data Statistik Fintech Lending periode Januari 2023 yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan sekitar 70 persen atau 11.134.232 jumlah rekening penerima pinjaman aktif (entitas) dengan rentang usia 19 – 34 tahun daripada Gen X dengan rentan usia lebih dari 54 tahun yang hanya memiliki nilai presentase sekitar 10 persen atau 1.121.524 jumlah rekening penerima pinjaman aktif (entitas).

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) I OJK Bambang W. Budiawan mengakui bahwa mayoritas borrower industri P2P lending berada di rentang usia 19 tahun–34 tahun.

Kendati demikian, Bambang menuturkan bahwa hal tersebut masih wajar jika pendanaan macet juga terbesar di rentang usia itu. Hal ini mengingat mayoritas borrower industri P2P lending yang berasal dari rentang usia 19 tahun–34 tahun.

“Tentu ini tantangan juga bagi kita semua agar generasi tersebut lebih dapat mengelola keuangan dengan baik,” kata Bambang dilansir dari Bisnis belum lama ini.

Bambang menuturkan tantangan utama yang dihadapi industri tersebut adalah terkait literasi keuangan, yang salah satunya untuk mengurangi sifat pinjaman konsumtif dan beralih ke pinjaman produktif.

“Meminjam diutamakan untuk kebutuhan produktif, mengurangi yang sifatnya konsumtif. Ini tantangan literasi,” ujarnya.

Gen Z dan Milenial merupakan generasi yang sudah mengenal teknologi dengan baik namun tidak membuat Gen Z dan Milenial bijak dalam memanfaatkanya.

Meningkatnya teknologi membuat layanan keuangan mudah untuk diakses Salah satu yang memudahkan ialah adanya platform penyedia jasa pinjaman secara digital atau biasa disebut pinjaman online (pinjol).

Karena kemudahan dan kecepatannya itulah, pinjaman online menjadi sangat populer di kalangan Milenial dan Gen Z bahkan diprediksi akan terus berkembang. Lalu apa alasan yang mendasari Gen Z dan Generasi Milenial cenderung suka berutang.

Berikut alasan yang mendasari Gen Z dan Generasi Milenial seperti dilansir dari OJK, belum lama ini.

1. Kemudahan teknologi pinjaman digital (fintech pendanaan bersama, paylater,dan lain-lain) yang membuat pengajuan pinjaman semakin mudah
2. Aplikasi belanja yang terhubung ke paylater (ecommerce, aplikasi pemesanan tiket, makanan, dll) membuat aktivitas belanja dan wisata semakin mudah.
3. Milenial dan Gen Z berusia produktif, meskipun memilki pendapatan yang cukup, namun kebiasaan berhutang bisa muncul jika memliki gaya hidup komsumtif.
4. Tidak memiliki literasi keuangan yang baik berakibat tidak bisa menabung atau berinvestasi, malah menggunakan produk pinjaman secara tidak bijak

Lantas bagaiamana tips untuk terhindar dari kebiasaan utang konsumtif? Berikut tips untuk menghindar kebiasaan utang konsumtif dirangkum dari berbagai sumber:

1. Meningkatkan pemahaman produk keuangan dan melakukan perencanaan keuangan
2. Selektif dalam mengatur pengeluaran, utamakan kebutuhan dibanding keinginan
3. Belanja sesuai kebutuhan dan hindari belanja secara komsuftif dan impulsif
4. Berutang hanya untuk keperluan mendesak atau bersifat produktif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya