SOLOPOS.COM - Ilustrasi ekspor impor (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan bahwa kenaikan impor barang konsumsi pada Oktober 2023 sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).

“Kenaikan impor barang konsumsi ini sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat pada Oktober 2023. Posisi IKK pada Oktober ini sebesar 124,2 lebih tinggi dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar 121,7,” ujar Mendag melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (16/11/2023).

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Mendag menyebut peningkatan impor pada Oktober 2023 secara bulan ke bulan terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang. Kenaikan impor tertinggi terjadi pada golongan barang modal sebesar 14,52 persen, diikuti barang konsumsi (9,18 persen), dan bahan/baku penolong (5,87 persen).

Peningkatan impor barang modal didorong kenaikan impor beberapa produk, yaitu ponsel pintar, peralatan radar untuk keperluan militer, komputer pribadi lainnya tidak termasuk komputer portabel (laptop/notebook), dan alat penyulingan yang dioperasikan secara elektrik.

Sementara barang konsumsi yang memicu kenaikan impor, antara lain beras setengah giling atau giling utuh, minyak medium lainnya dan olahannya, serta bahan bakar diesel otomotif.

Pada Oktober 2023, produk dengan peningkatan impor terbesar adalah kapal, perahu, dan struktur terapung sebesar 82,16 persen; logam mulia dan perhiasan/permata 47,12 persen; gula dan kembang gula 46,44 persen; bahan bakar mineral 33,57 persen; serta bahan kimia anorganik 33,18 persen.

Sementara produk dengan kontraksi impor terdalam pada Oktober 2023 adalah biji dan buah mengandung minyak turun 27,13 persen; buah-buahan 17,65 persen; besi dan baja 5,30 persen; ampas dan sisa industri makanan 2,61 persen; serta minyak atsiri, wewangian, dan kosmetik 2,16 persen.

Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia Oktober 2023 didominasi dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand dengan pangsa 50,13 persen dari total impor nonmigas Indonesia.

Sementara negara asal impor dengan peningkatan impor nonmigas tertinggi yaitu Swiss sebesar 152,06 persen, Kanada (71,95 persen), Prancis 63,63 persen, Bulgaria (52,88 persen), dan Finlandia (33,87) persen.

Nilai impor Indonesia pada Oktober 2023 tercatat sebesar 18,67 miliar dolar AS. Nilai ini meningkat 7,68 persen dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan ini didorong peningkatan impor nonmigas sebesar 10,37 persen, sementara impor migas turun 3,66 persen.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor Indonesia secara kumulatif atau sepanjang Januari hingga Oktober 2023 mencapai US$214,41 miliar.

Nominal itu turun 12,15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang tercatat sebesar US$244,06 miliar. Jika diperinci, ekspor non migas mencapai US$201,25 miliar atau turun 12,74%, sedangkan ekspor migas mencapai US$13,16 miliar atau turun 2,06%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan penurunan nilai ekspor non-migas secara kumulatif terjadi di seluruh sektor.

“Penurunan terdalam ekspor non migas dialami sektor pertambangan dan lainnya yaitu sebesar 20,80%,” kata Pudji dalam konferensi pers BPS, Rabu (15/11/2023).

Penurunan ini, lanjutnya, sejalan dengan penurunan harga komoditas pertambangan di pasar global secara tahunan. Lebih lanjut dengan share sebesar 72,37% terhadap total ekspor non migas, penurunan ekspor sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama atas turunnya kinerja ekspor Januari-Oktober 2023.

“Komoditas non migas yang mengalami penurunan nilai ekspor diantaranya adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak nabati dan hewani serta berbagai produk kimia,” ujarnya.

Di samping itu, Pudji mengungkapkan terjadi peningkatan pangsa ekspor dengan China. BPS mencatat peningkatan pada periode ini mencapai 25,42% sementara tahun lalu hanya 22,29% dari total ekspor non migas Indonesia.

Sementara itu, pangsa untuk dua kawasan utama yaitu Asean dan Uni Eropa dilaporkan menurun. Total ekspor non migas ke kedua kawasan hingga Oktober mencakup 25,50% dari total ekspor non migas Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya