SOLOPOS.COM - Bank Sampah Fakultas Pertanian (FP) UNS yang merupakan binaan PT Pegadaian. (Istimewa/Greencampus.uns.ac.id)

Solopos.com, SOLO — Masalah sampah masih menjadi problem serius yang mengancam kelestarian bumi, termasuk negeri ini.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2021 mencatat volume sampah di Indonesia yang terdiri dari 154 Kabupaten/kota se-Indonesia mencapai 18,2 juta ton/tahun. Sampah yang terkelola dengan baik hanya sebanyak 13,2 juta ton/tahun atau 72,95%.  Sekitar 80% dari total sampah di Indonesia berasal dari rumah tangga dan sisanya berasal dari sektor industri, perdagangan, dan layanan.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Dari data itu, sampah plastik yang tinggi di Indonesia menjadi masalah serius, karena limbah plastik yang tidak terkelola dengan baik dapat mencemari lingkungan dan mengancam keberlangsungan hidup makhluk hidup.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2020, produksi sampah plastik di Indonesia mencapai sekitar 6,8 juta ton per tahun. Jumlah ini meningkat seiring dengan pertumbuhan industri plastik dan penggunaan plastik sebagai bahan kemasan, yang seringkali tidak didaur ulang dengan baik.

Sementara berdasarkan laporan World Bank pada tahun 2018, Indonesia berada di urutan kedua setelah Tiongkok dalam hal jumlah produksi sampah plastik terbesar di dunia. Pada saat itu, Indonesia menghasilkan sekitar 6,8 juta ton sampah plastik per tahun, atau sekitar 3,2% dari total produksi sampah plastik di seluruh dunia.

World Economic Forum 2020 memperkirakan jumlah sampah plastik akan membengkak dari 260 juta ton menjadi 460 juta ton per tahun pada 2030. United Nations Environment Program (UNEP) memprediksi pada 2050 akan ada lebih banyak plastik di lautan daripada jumlah ikan.

Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya nyata dan perhatian yang lebih serius untuk mengatasi permasalahan sampah di Indonesia agar dapat mewujudkan lingkungan yang lebih sehat dan lestari.

Langkah kecil namun nyata setidaknya telah dilakukan oleh Salsabilla Aliyah. Perempuan yang baru saja lulus dari FKIP UNS ini sudah sejak 2021 menjadi nasabah Bank Sampah Fakultas Pertania (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

“Motivasinya pasti karena kapan lagi si sampah bisa jadi emas dan bisa ditabung? Kalau bukan di bank sampah UNS dimana lagi. Sampah kalau dijual paling dapatnya cuma sedikit, beda kalau di bank sampah. Uangnya bisa ditabung dulu, jadi bisa ambilnya kalau pas udah banyak,” jelas Salsabilla tentang motivasinya jadi nasabah Bank Sampah FP UNS, kepada Solopos.com belum lama ini.

Dia juga menceritakan pengalamannya sebagai nasabah Bank Sampah tersebut. Sebelum menyetor sampah, dia harus memilahnya terlebi dahulu. Menurutnya ribet atau tidaknya memilah sampah itu tergantung masing-masing individu. Biasanya dia memilih antara sampah plastik dan sampah kertas.

Dia mengaku tabungan sampah yang telah dikonversi menjadi emas tersebut bisa untuk dana masa depan atau tabungan darurat. Dia mendapat keuntungan menjadi nasabah Bank Sampah FP UNS karena hasil dari penjualan sampah bisa ditabung. Selain itu dia juga senang bisa ikut berperan melestarikan lingkungan.

“Setidaknya dengan ini, sampah kertas, plastik yang bisa didaur ulang bisa dialokasikan jadi barang yang bernilai,” ujar Salsabilla yang pernah merasakan pengalaman sebagai anak indekos ini.

Dia juga merasa senang bisa ikut berperan dalam mengatasi masalah sampah di negeri ini. “Seneng banget, apalagi melihat problem sampah yang sampai sekarang masih belum bisa teratasi. Upaya-upaya kecil bisa dimulai dari diri kita sendiri, misalnya dengan melakukan kegiatan 3R [reduce, reuse, recycle]. Apabila program ini terus berjalan akan berdampak baik untuk ke depannya,” harap Salsabilla.

Program Bank Sampah FP UNS merupakan pelopor kepedulian sampah di lingkungan kampus, yang bersinergi menciptakan lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman. Dengan merealisasikan 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle, Bank Sampah FP UNS berupaya menciptakan peluang investasi dalam bentuk tabungan emas.

Menurut Koordinator Pengurus Mahasiswa Bank Sampah UNS, Rizky Wisnu Wardhana, Bank Sampah FP UNS program tersebut sudah dibangun sekitar April 2021 lalu.

“Program ini bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya Civitas Akademika UNS dalam kepedulian dan pengolahan sampah di lingkungan kampus. Serta bentuk dukungan Fakultas Pertanian dalam program Green Campus,” ujar Rizky kepada Solopos.com, belum lama ini.

Dijelaskan Rizky, program ini menyasar para Civitas Akademika UNS termasuk mahasiswa, dosen dan karyawan. Namun program ini juga bisa diakses masyarakat sekitar Kampus UNS.

Saat ini Bank Sampah FP UNS memiliki setidaknya 338 orang nasabah yang beberapa di antaranya sudah lulus.
Terkait mekanisme yang dijalankan, Rizky menjelaskan Bank Sampah melakukan edukasi kepada kelompok atau individual) harapannya mereka bisa memilah sampah di rumah atau kos.

“Kemudian mereka menyetorkan sampah dan membuka rekening di Bank Sampah UNS. Sampah kami timbang dan catat sesuai jenisnya, dihitung dalam rupiah lalu kami konversi dan masukan ke Tabungan Emas sesuai harga saat itu, minimal nilai sampah Rp10.000, “ jelas Rizky.

Dia menjelaskan, pendapatan Bank Sampah berasal dari pembagian nilai sampah sebelum dikonversikan ke Tabungan Emas, dengan berbandingan 80: 20, atau 80 persen untuk nasabah dan 20 persen untuk Bank Sampah UNS.

“Saat ini dari sampah yang kami kumpulkan ada pihak ketiga yang mengambil sampah ke kami,” ujar Rizky.

Keberhasilan Bank Sampah FP UNS tampaknya tak lepas dari pendampingan yang dilakukan PT Pegadaian. Rizky menjelaskan, PT Pegadaian selama ini memberikan dukungan berupa materil seperti sarana, fasilitas operasional, komputer, printer, meja kursi, bangunan dan lain-lain. Tak hanya itu PT Pegadaian juga memberikan bantuan nonmaterial seperti pelatihan menjadi Agen Pegadaian, edukasi Tabungan Emas, pengadaan Forum Bank Sampah binaan PT Pegadaian di seluruh Indonesia, hingga lomba antar Bank Sampah.

Penghargaan dan Komitmen

Bank Sampah merupakan bagian dari pelaksanaan program Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Pegadaian.
Dalam pelaksanaannya PT Pegadaian dianggap berhasil berkontribusi dalam peran serta pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan menitikberatkan pada kesimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Direktur Jaringan Operasi dan Penjualan PT Pegadaian Eka Pebriansyah mengatakan Program TJSL yang dijalankan oleh Pegadaian diselaraskan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Sejumlah program unggulan yang telah dijalankan Pegadaian juga diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.



“Melalui Program Memilah Sampah Menabung Emas (MSME) ini, Pegadaian terus berkontribusi dan memberi arti terhadap pengelolaan sampah di Indonesia. Kami terus mendukung penambahan jumlah Bank Sampah di seluruh penjuru nusantara, serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan literasi dan edukasi mengenai pemilahan sampah dan manfaatnya secara ekonomi ditukarkan dengan tabungan emas,” jelas Eka seperti dikutip dari laman resmi pegadaian.co.id.

Rully menambahkan, Program TJSL Pegadaian berangkat dari fenomena permasalahan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh sampah yang tidak dikelola dengan baik sehingga menimbulkan permasalahan sosial seperti banjir, pencemaran, serta merusak estetika lingkungan. Banyak orang menganggap sampah sebagai barang yang tidak berguna, padahal dapat menjadi keuntungan tersendiri jika dikelola dengan baik.

“Memilah Sampah Menabung Emas (MSME) mulai dijalankan oleh PT Pegadaian sejak Tahun 2018. Awalnya untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik agar bernilai ekonomi. Keberlanjutan program ini tidak lepas dari semangat gerakan masyarakat pro lingkungan, yaitu 74 bank sampah binaan PT Pegadaian di seluruh Indonesia yang sangat giat melakukan edukasi dan kegiatan operasional bank sampah setiap harinya” ungkap Rully.
Program yang digagas ini pun telah mendapat pengakuan dari pemerintah.

PT Pegadaian berhasil memenangkan penghargaan Gold Winner di ajang BUMN Corporate Communication and Sustainability Summit (BCOMSS) Awards 2023, yang diselenggarakan oleh Kementerian BUMN di Istora Senayan, Kamis (10/3/2023).

Kemenangan Pegadaian diperoleh dari pelaksanaan program TJSL untuk subkategori Community Involvement And Development Program Sub kategori Lingkungan – Meng-EMAS-kan Sampah. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan diterima oleh Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan.

PT Pegadaian sendiri mencatatkan kinerja menggembirakan pada 2022 dengan mencetak laba bersih sebesar Rp3,29 triliun. Pencapaian ini tumbuh 36,17% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp2,42 triliun. Pertumbuhan laba ini didukung oleh peningkatan pendapatan usaha yang naik 18,83% dari Rp20,63 triliun di tahun 2021 menjadi Rp22,87 trilun di tahun 2022.

Selain pendapatan dan laba usaha, perusahaan juga mencatat kenaikan Outstanding Loan (OSL) sebesar peningkatan 12,65% dari tahun 2021 sebesar Rp52,42 triliun menjadi Rp59,05 triliun pada 2022. Aset perusahaan pun meningkat 11,48% dari Rp65,77 trilun menjadi Rp73,33 triliun.

Jumlah nasabah sampai 31 Desember 2022 tercatat naik 11,11%. Pada 31 Desember 2021 jumlah yang dilayani sebanyak 19,67 juta orang sedangkan 31 Desember 2022 naik menjadi 21,86 juta orang.

Jumlah pengguna aplikasi Pegadaian Digital per 31 Desember 2021 sebanyak 4,5 juta orang naik 18% menjadi 5,3 juta orang di tahun 2022. Sedangkan pengguna aplikasi Pegadaian Syariah Digital naik 6% dari 554.000 menjadi 589.000 orang.
Di sisi lain, PT Pegadaian terus berupaya mengembangkan fitur layanan digital. Pada tahun ini Pegadaian memiliki fitur baru yang dinamakan Rencana Emas, untuk membantu nasabah memproyeksikan masa depan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

“Ke depan Pegadaian akan mengembangkan ekosistem emas dengan layanan bullion services. Kami melihat kesadaran masyarakat untuk berinvestasi maupun menabung emas semakin tinggi. Oleh karena itu sebagai institusi yang mempunyai rekam jejak panjang dalam bisnis emas, Perusahaan berkomitmen untuk membantu masyarakat agar semakin kuat ketahanan ekonominya dengan melakukan investasi atau menabung emas,” ujar Damar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya