SOLOPOS.COM - Suasana Pasar Triwindu Solo, pada Senin (23/1/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SOLO — Ketua Paguyuban Pasar Triwindu, Yuliana Kusumaningtyas, menguraikan bahwa hambatan pedagang barang antik di Pasar Triwindu adalah pedagang yang mayoritas sudah berusia lanjut sehingga tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi secara masif.

Nana, sapaan akrabnya menguraikan, ketika mendampingi ibunya berjualan tidak setiap hari barang jualannya laku. Namun, ibunya tetep bertahan untuk terus berjualan. Dia mengakui pasar antik sudah identik dengan pedagang yang sudah tua.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Mau tidak mau, mereka harus mengikuti perkembangan zaman. “Pasar antik ini identik dengan priyayi yang sepuh, jadi mindset-nya kalau diajak lari mengikuti perkembangan teknologi cukup susah,” terang Nana saat ditemui Solopos.com pada Senin (23/1/2023)

Ia menguraikan bahwa tantangan paling besar untuk mengembangkan Pasar Triwindu sebagai pusat barang antik di Kota Bengawan adalah dengan mengubah mindset pedagang untuk beralih mengikuti teknologi. Untuk mendongkrak potensi Pasar Triwindu, banyaknya event di kawasan Pura Mangkunegaraan juga bisa memacu pengunjung untuk sekadar berwisata dan berbelanja barang antik.

Ia sendiri sering memasok ke kafe dan resto untuk memenuhi pesanan replika barang antik, Nana menguraikan bahwa ia memang lebih sering mempromosikan barang dagangannya melalui mulut ke mulut.”Jadi untuk kafe atau resto memang kita harus jemput bola, berbeda dengan kolektor, yang memang sudah jelas ingin cari barang bernilai seni,” tambah Nana.

Nana menguraikan bahwa banyak pedagang yang masih berpikiran ketika barang tidak laku karena memang bukan rezekinya. Misalkan tidak untung mereka memilih tetap menjual supaya barangnya laku. Hal-hal seperti ini yang secara bertahap ingin diubah karena para pedagang lama merasa dengan berjualan secara konvensional, mereka sudah bisa menyekolahkan anaknya hingga sarjana.

“Kalau melihat perkembangan sekarang, ketika tidak punya pekerjaan yang tetap dengan gaji yang tetap, jualan di Pasar Triwindu butuh mental yang kuat, karena ada pedagang yang sebulan hingga tiga bulan jualannya tidak ada yang laku. Karena memang barang yang dijual tidak untuk dikonsumsi atau digunakan setiap hari, karena termasuk barang hobi,” terang Nana.

Pedagang lainnya, Yuli menguraikan bahwa dirinya memang mencoba mengikuti perkembangan teknologi cashless di tokonya, hal ini tidak seluruhnya diterapkan di semua kios di Pasar Triwindu. Ia juga masih menawarkan barangnya dari mulut ke mulut.

Berbeda dengan Fitria Kiki Saputri, ia memasarkan barang jualannya melalui pasar online sejak 2015. Berbeda dengan yang dulu orang tuanya lakukan ketika mengelola toko. Wanita berusia 26 tahun ini menguraikan bahwa ia memang harus mengikuti bagaimana pola perilaku masyarakat seiring permintaan pasar.

“Kalau mengandalkan jualan di toko terus, tidak akan laku, jadi saya berjualan di Instagram, marketplace, dan Whatsapp,” terang Kiky, sapaan akrabnya. Ia mengatakan pendapatannya tidak menentu, kadangkala salam sehari ia bisa mendapat Rp1 juta, namun ketika ada permintaan besar dalam sehari ia bisa memperoleh Rp50 juta. Barang dagangan Nana sendiri berada pada kisaran harga yang beragam.

Misalnya cangkir antik yang ia jual mulai Rp35.000/buah, koin kuno yang dibanderol dengan harga Rp10.000/buah, atau berbagai macam piring keramik, dengan harga mulai Rp50.000/buah hingga Rp600.000/buah.

Kiky mempunyai sejumlah reseller yang selalu ia pasok, misalnya di Salatiga dan Sidoharjo. Permintaan dekorasi kafe dan resto biasanya ia usahakan dengan sistem mulut ke mulut serta mulai promosi di media sosial. Dengan begitu, orang akan tertarik membeli barang dagangannya.

Kiky sendiri juga sering menyarankan customer-nya untuk memilih dekorasi dengan repilka barang antik yang tepat. Ia sendiri berjualan barang antik yang murni ia dapat dan barang antik yang telah direproduksi dengan model dan motif kuno untuk mencari konsumen yang bukan kolektor dengan harga yang lebih murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya