SOLOPOS.COM - Kafe Jamu di Pasar Nguter, Sukoharjo. (Instagram.com/kafejamusukoharjo.official)

Solopos.com, SOLO — Jamu menjadi salah satu minuman tradisional yang hingga kini masih banyak penggemar. Jamu juga menjadi alternatif obat herbal yang masih diyakini sebagian besar orang Indonesia.

Dilansir dari yankes.kemenkes.go.id, pada Senin (7/8/2023), Indonesia diketahui memiliki keragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Kemenkes menyebut, dari sekitar 30.000 spesies tumbuhan di Indonesia sebanyak 6.000 jenis obat.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Sumber lain menyebut, tumbuhan di Indonesia diperkirakan mencapai lebih dari 7.000 jenis, sekitar 1.000 jenis digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit. Indonesia termasuk 25 negara yang telah memiliki dan menerapkan kebijakan obat bahan alam.

Selama ini perkembangan pelayanan kesehatan tradisional dan alternatif tampak semakin pesat, sekitar 32% masyarakat memilih pengobatan dan obat tradisional ketika sakit.

Perkembangan ini telah mendorong usaha dibidang obat tradisional, mulai dari budidaya tanaman obat, industri obat, dan distribusi.

Berdasarkan data tersebut peluang usaha jamu tradisional masih menggiurkan. Salah satu sentra jamu di Soloraya adalah Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.

Ketua Koperasi Jamu Indonesia (Kojai) Sukoharjo, Suwarsi Moertedjo, mengatakan jamu tradisional dari wilayah tersebut hingga saat ini masih eksis.

“Produksi di Nguter masih bertahan. Alhamdulillah, kalau pasar ya relatif naik turun. Tinggal mengikuti tren baru,” ujar Suwarsi saat dihubungi Solopos.com, pada Senin.

Suwarsi menguraikan saat ini ada 60 penjual jamu yang tergabung di Kojai Sukoharjo. Menurut Suwarsi tingginya minat pada jamu dikarenakan masyarakat sudah banyak yang paham soal kesehatan.

Saat ini juga banyak pengusaha jamu yang mulai bermunculan di berbagai daerah. Selain itu banyak pedagang jamu yang telah beradaptasi dengan fenomena online-shoping melalui marketplace.

Saat ditemui Solopos.com di Aston Hotel Solo, pada Kamis (3/8/2023), Head of Corporate Communication & Community Development Combiphar, Dony Hermawan, menjelaskan ada 4.100 outlet jamu Air Mancur di wilayah Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, dan Solo yang termasuk dalam region 3.

Sedangkan untuk nasional terdapat total 19.300 outlet Air Mancur.

Salah satu mitra Air Mancur, Yamin menguraikan telah menjadi distributir produk Air Mancur sejak 21 tahun lalu. Sebagai seorang guru, ia memutuskan ingin mencari pekerjaan lainnya pada 2001.

Awalnya Yamin mengaku hanya melayani penjual jamu keliling atau jamu gendong. Ia menyediakan beragam produk jamu serbuk untuk penjual jamu keliling.

“Omzetnya mungkin ya sekitar 2 jutaan lah untuk per hari. Semakin uang itu berputar cepat semakin kita akan dapat banyak gitu. Jadi kami enggak mengambil keuntungan banyak penting uangnya itu berputar cepat,” terang Yamin di Aston Hotel Solo.

Ia mempunyai puluhan penjual jamu untuk dipasok setiap harinya. Selain itu, Yamin mengaku juga bekerja sama dengan reseller untuk memasarkan produk jamu tersebut.

Untuk menggaet pelanggan, ia sering menawarkan diskon-diskon untuk penjual. Sehingga ia harus up to date dan bekerja sama dengan sales untuk mendapatkan info terbaru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya