Bisnis
Rabu, 6 Oktober 2021 - 09:37 WIB

Masyarakat Lebih Pilih Pinjam Duit di Fintech, Ini Alasannya

Rika Anggraeni  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi fintech. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Di masa pandemi Covid-19, masyarakat lebih memilih meminjam uang di sejumlah fintech lending demi memenuhi kebutuhan dibandingkan mengajukan kredit di bank. Lantaran fintech lending memberikan syarat dan pencairan yang lebih mudah.

Pandemi Covid-19 membuat penghasilan masyarakat menurun dan mengharuskan mereka untuk mencari jalan alternatif demi terpenuhinya kebutuhan sehari-hari.

Advertisement

Seperti dilansir Bisnis, Bank Indonesia melaporkan bahwa masyarakat lebih meminati alternatif pembiayaan, seperti fintech lending serta penyertaan pembiayaan pada bisnis yang terhubung dengan digital, seperti modal ventura pada bisnis e-commerce, fintech, edutech, dan healthtech.

Baca Juga: 50 Orang Terkaya di Indonesia, Ada Nama Bos Sritex

Dalam laporannya, per Juni 2021, modal ventura dan fintech lending mencatatkan pertumbuhan masing-masing 17,6 persen dan 98,68 persen year-on-year (yoy).

Advertisement

Meskipun mengalami pertumbuhan yang signifikan, pangsa pembiayaan dari fintech masih sangat kecil, yakni sekitar 4 persen dari pembiayaan IKNB atau hanya 0,42 persen dari total pembiayaan perbankan pada Juni 2021.

Sedangkan, pembiayaan modal ventura mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan adanya potensi di bisnis e-commerce, fintech, edutech, dan healthtech sejalan percepatan digital akibat pandemi. Bahkan, peningkatan penyertaan modal ventura diperkirakan tumbuh positif hingga akhir tahun.

Baca Juga: Kompak Turun! Cek Harga Emas Pegadaian Rabu 6 Oktober 2021

Advertisement

Di sisi lain, walaupun masih mengalami penurunan penyaluran pembiayaan dibandingkan tahun sebelumnya, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terlihat mulai mencatatkan perbaikan.

Berbeda dengan pembiayaan Pegadaian, koperasi ini terus menurun akibat arus kas (cash flow) nasabah yang semakin berkurang dan menyebabkan nasabah cenderung tidak menebus barang jaminannya. Di mana emas merupakan salah satu komoditas yang paling banyak dijadikan barang jaminan.

“Harga emas yang relatif stagnan di 2021, berbeda dengan kondisi di 2020 yang mengalami peningkatan cukup signifikan, juga menyebabkan turunnya pembiayaan yang disalurkan pegadaian,” demikian laporan Bank Indonesia dalam Kajian Stabilitas Keuangan seperti dikutip pada Selasa (5/10/2021).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif