SOLOPOS.COM - Atraksi prajurit Keraton Solo di kompleks Keraton Kasunanan Surakarta, Sabtu (6/11/2021) siang. (Solopos/Ika Yuniati)

Solopos.com, SOLO – Aspek atraksi perlu digenjot sebagai nilai jual destinasi wisata di Kota Solo. Hal ini menjadi perhatian serius dan pekerjaan rumah bagi pemangku kepentingan dan pelaku usaha pariwisata agar destinasi wisata banyak diminati.

Sejauh ini, pengembangan pariwisata di setiap daerah mengimplementasikan konsep 3A yakni atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Ketiga konsep itu harus berkesinambungan sehingga pengelolaan pariwisata berjalan baik dan destinasi wisata banyak diminati.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Saat ini, Kota Solo tengah gencar membangun wajah baru turisme dengan bermunculan sejumlah destinasi wisata baru. Sejauh ini, atraksi di destinasi wisata masih minim untuk menarik minat pelancong berkunjung ke Kota Bengawan.

“Aspek atraksi masih minim sekali, termasuk atraksi malam. Ke depan, perlu ditingkatkan,” kata Ketua demisioner DPC HPI Soloraya, Agung Setyodinoto, saat berbincang dengan wartawan di Hotel Sala View, Kamis (9/3/2023).

Pemandu wisata di Pura Mangkunegaran itu menyebut aspek atraksi pariwisata di Kota Solo perlu digenjot untuk menggaet minat wisatawan.

Atraksi tidak hanya saat pagi hari atau siang hari melainkan malam hari seperti di Jogja dan Bali. Para wisatawan bisa menikmati beragam atraksi wisata yang hanya bisa didapat pada malam hari.

Apabila konsep atraksi tidak digarap optimal maka tidak memiliki nilai jual destinasi wisata. “Saya kira khusus atraksi perlu digenjot karena masih minim.

Atraksi ini penting yang di Solo masih kurang. Misalnya, atraksi pada malam hari yang bisa menjadi nilai tambah luar biasa bagi destinasi wisata di Solo,” ujar dia.

Disinggung soal koridor Jalan Gatot Subroto (Gatsu) dan Ngarsopuro yang disiapkan menjadi ikon wisata malam, Agung menyampaikan koridor Gatsu-Ngarsopuro diproyeksikan mirip seperti kawasan Malioboro di Jogja.

Agung berharap ada lompatan atraksi malam di Kota Solo yang menjadi nilai jual destinasi wisata.

Seorang pemandu wisata lain asal Solo, Akira Adhi menyampaikan setiap pemandu wisata wajib mengantongi sertifikasi pramuwisata yang membuktikan kompetensi keterampilan kerja.

Pemandu wisata diklasifikasikan menjadi dua kategori, yakni domestik dan mancanegara. Pemandu wisata mancanegara harus memiliki keterampilan menguasai bahasa asing sesuai minatnya.

Adhi mengaku menguasai bahasa Jepang sehingga kerap mendampingi turis asing dari Negeri Sakura yang berkunjung ke Kota Bengawan. “Banyak juga turis asing dari Jepang yang berkunjung ke Solo dan sekitarnya. Namun, yang paling banyak Malaysia dan Singapura,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya