SOLOPOS.COM - Ilustrasi pabrik. (freepik)

Solopos.com, KLATEN — Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DPC Klaten, C. A. Tersierra Rosa, mengatakan pemetaan kawasan industri di Klaten saat ini belum maksimal sehingga masih ada kawasan yang tertinggal.

“Perubahannya masih sama saja, ya seperti kawasan Batur Ceper untuk pengecoran logam itu. Cuma sekarang di sana ada beberapa penambahan produksi pesanan PT KAI, lalu industri pertanian di sini baru saja meresmikan pabrik beras modern di Karangnongko,” papar Rosa saat dihubungi Solopos.com, Selasa (20/6/2023).

Promosi Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Hektare Lahan Kritis melalui Reboisasi

Rosa menjelaskan industri yang baru masuk lainnya adalah pengeringan jagung di daerah Prambanan, juga mulai bermunculan industri pakaian jadi dan aksesoris. Namun, saat ini masih ada kendala dalam mengembangkan industri tambang batu pasir.

Dia menuturkan pengembangan industri tersebut terkendala karena belum dikelola secara profesional dan masih terbentur banyak masalah.

Menurut Rosa, masih banyak industri yang dapat digarap dan menunjang kegiatan dan pertumbuhan ekonomi Klaten. Saat ini menurutnya industri pariwisata harus segera bisa mendatangkan pengelola profesional agar tidak hanya dikelola pemerintah daerah.

Dia menyoroti pariwisata pemandian Cokro yang masih belum begitu berkembang, kemudian Candi Prambanan masih kurang dioptimalisasi. Selanjutnya, dia berpendapat industri kuliner Klaten belum menyerap banyak tenaga kerja.

Itu sebabnya menurut Rosa industri garmen merupakan industri Klaten yang sudah maju. Pengembangan industri garmen di Ceper menurutntya sudah bagus terutama karena Ceper memang dikhususkan untuk zona industri besar.

Selain itu, penyerapan tenaga kerja industri garmen jauh lebih besar dan stabil dibandingkan industri mebel. Rosa menjelaskan tenaga kerja hanya diserap banyak oleh industri mebel saat ada banyak orderan, tetapi akan diliburkan saat sepi pesanan.

Pengembangan industri mebel di Trucuk dan Gombang juga belum terlalu besar.

Menurut Rosa, pemerintah Klaten perlu mengembangkan infrastruktur karena jalan-jalan beberapa kecamatan di Klaten masih memprihatinkan dan mengurangi pengembangan industri di Kabupaten Bersinar itu.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Klaten, Agus Suprapto, mengatakan perencanaan pemetaan kawasan industri bertujuan menata optimalisasi pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Sementara, output dari penataan adalah arah kebijakan.

“Kawasan industri besar memang di Kecamatan Pedan, Ceper, dan Prambanan. Kemudian ini on process akan masuk dua perusahaan garmen dan produsen alat kesehatan di Desa Troketon, Kecamatan Pedan,” papar Agus saat dihubungi Solopos.com via sambungan telepon, Selasa (20/6/2023).

Agus melanjutkan belum ada investasi masuk untuk mengembangkan industri menengah selama tiga tahun terakhir. Menurut Agus setelah kebijakan penanaman modal sepenuhnya dipegang oleh Pemerintah Pusat, perizinan masuknya industri menengah tidak semudah dulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya