SOLOPOS.COM - Blackpink. (Twitter @honorslisa).

Solopos.com, SOLO — Semakin rutinnya penyelenggaraan konser menunjukkan bangkitnya pasar meeting, incentive, convention and exhibition (MICE) di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan ekonomi kreatif.

Hal ini disampaikan oleh Dosen Ekonomi Pembangunan UNS, Nurul Istiqomah, saat dihubungi Solopos.com via sambungan telepon, Senin (15/5/2023).

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Kalau Coldplay, kemudian sebelumnya itu Blackpink sudah bersedia konser di Indonesia, artinya pangsa pasar MICE di Indonesia cukup diperhatikan oleh dunia, terutama oleh EO [event organizer] internasional,” papar Nurul.

Nurul melanjutkan, konser idol group Korea Selatan, Blackpink, yang sebelumnya digelar di Gelora Bung Karno (GBK) adalah bagian dari tur mereka ke ASEAN.

Indonesia menjadi salah satu venue konser Blackpink selain Malaysia dan Singapura yang menurut Nurul menunjukkan kuatnya posisi tawar Indonesia lewat pasar MICE.

Dia berpendapat Indonesia sudah dapat menjamin keamanan penyelenggaraan konser sehingga dipercaya EO internasional.

Nurul mengatakan ada multiplayer effect pada ekonomi Indonesia akibat konser penyanyi-penyanyi internasional maupun nasional. Hal ini dapat dilihat dari digitalisasi pemesanan tiket yang menjadi tempat perputaran uang.

Selain itu perebutan tiket konser atau yang biasa dinamakan war tiket di platform penjualan online membuka peluang jasa titip (jastip) pembelian tiket oleh beberapa orang.

Selanjutnya konser juga menghidupkan perekonomian dari sektor kuliner, transportasi, serta tentunya okupansi hotel.

Nurul memprediksi permintaan akomodasi transportasi dan hotel menjelang konser Coldplay November 2023 mendatang akan melonjak.

Selanjutnya penyelenggaraan konser juga bisa menyerap ribuan tenaga kerja informal menjadi petugas kebersihan, teknisi instalasi panggung, dan masih banyak lagi pekerjaan yang membutuhkan tenaga ekstra.

Salah seorang pelaku usaha EO di Soloraya, Kurniawan, mengatakan meskipun pasar MICE tumbuh, tetapi persaingan mendapatkan sub-event masih terasa.

“Saya jarang mendapatkan sub-event dari EO Jakarta, itu karena untuk acara seperti konser yang mendapatkan proyeknya EO Jakarta, nah mereka biasa langsung menyerahkan porsi-porsinya ke vendor bukan ke EO lokal,” papar Kurniawan saat ditemui Solopos.com, Senin.

Kurniawan mengatakan persaingan adalah hal yang wajar di bisnis EO, karena bisnis tersebut berlandaskan trust antara kedua belah pihak sehingga koneksi menjadi jalan mendapatkan proyek.

Kurniawan mengatakan target korporasi adalah pasar yang sering dia kerjakan lewat usaha miliknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya