SOLOPOS.COM - Truk mogok di rel kereta dan menghalangi Jalur 2&3 di Stasiun Kalioso, Gemolong, Sragen sehingga kereta api yang melintas hanya bisa melewati jalur 1 Stasiun Kalioso. Kejadian di Perlintasan JPL no 159 Emplasemen Stasiun Kalioso pada 26 Juli 2023. (Istimewa).

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga Solo masih percaya kereta api aman sebagai moda transportasi  untuk perjalanan jarak jauh maupun dekat.

Meskipun terjadi beberapa kecelakaan dalam sebulan terakhir, kereta api masih dianggap sebagai moda transportasi paling aman dan terjangkau untuk perjalanan jarak jauh maupun dekat.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Terlebih, warga menilai kecelakaan kereta api bukan semata-mata kesalahan dari pihak KAI, namun pihak pengendara lain. Dalam kasus truk tertemper  kereta api (KA) Brantas di Madukoro, Semarang, misalnya, sopir truk ditetapkan sebagai tersangka.

Salah satu yang masih percaya dengan pelayanan kereta api yakni warga Jebres, Fachruddin Akmal, 28. Menurutnya Kereta Api masih menjadi moda transportasi yang aman dan nyaman dibandingkan pesawat apalagi bus.

“Ya memang dengar ada dua kali kecelakaan kereta api di Semarang kalau enggak salah, tapi kalau dilihat bukan salah pihak kereta api atau bahkan penjaga pintu palang kereta apinya, yang salah memang sopir truknya. Kereta api masih yang paling aman dibandingkan bus dan lebih nyaman dengan harga terjangkau,” ungkapnya, Rabu (26/7/2023).

Selain itu Fachruddin menilai perjalanan menuju atau dari Solo lebih mudah menggunakan kereta api dibandingkan bus. Menurutnya, hal ini tidak lepas dari letak stasiun yang strategis dan dekat dengan pusat kota.

“Apalagi kalau perjalanan jauh misalkan dari Solo-Jakarta atau sebaliknya Jakarta-Solo, jauh lebih enak naik kereta api karena bisa turun di Stasiun Balapan atau Jebres yang dekat dengan pusat kota. Jadi keluar ongkos dari stasiun ke rumah lebih murah dibandingkan naik bus. Toh harga tiket kereta api, bus dan pesawat rasanya juga cukup bersaing, tergantung fasilitasnya,” ujarnya.

Pernyataan serupa juga dikatakan oleh warga Laweyan, Mathius Adilva, 27, yang sering menggunakan KRL Commuter Line jurusan Solo-Jogja. Ia mengatakan, dengan harga tiket yang sangat terjangkau ditambah dengan keamanan yang ditawarkan, membuatnya tetap memilih kereta api.

“Kecelakaan kemarin di Semarang rasanya bukan salah kereta api, toh enggak ada korban jiwa karena masinis yang cukup pintar dalam pengambilan keputusan. Justru kelihatannya karena masinisnya jago, itu membuat kereta api semakin nyaman untuk digunakan dengan harga yang sangat terjangkau,” jelasnya.

Ia membandingkan potensi kecelakaan saat menggunakan kereta api dengan mengendarai kendaraan pribadi. Menurut Adilva, dengan kecepatan yang sama, kereta api jauh lebih aman.

Selain itu, menurutnya jumlah kecelakaan moda transportasi lain lebih banyak dibandingkan kecelakaan kereta api setiap bulannya.

“Naik kereta api saya hanya tinggal duduk saja, enggak perlu nyetir, bandingkan naik motor atau mobil, kecepatan dan jarak tempuhnya sama justru punya peluang kecelakaan lebih besar. Itu kelihatan dari media sosial, berapa banyak kecelakaan mobil terjadi sekarang di daerah Klaten atau Kartasura dalam sebulan dibandingkan kereta api, entah karena mengantuk, jalan rusak sampai rem blong, rasanya sering sekali,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya