SOLOPOS.COM - Sejak diresmikan tahun 2016, Kawasan Industri Kendal telah menjadi salah satu motor penggerak perekonomian di Jawa Tengah. (Foto diambil Rabu, 21 Juni 2023). (Solopos.com/ Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, KENDAL — Kawasan Industri Kendal (KIK) yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong pada November 2016 telah terisi sebanyak 80 persen.

KIK telah resmi ditetapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui peraturan Pemerintah (PP) No.85/2019 yang dikeluarkan 18 Desember 2019. KIK sendiri memiliki area pengembangan fase 1 seluas 1.000 hektare.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Dari sana Kendal digadang-gadang berpotensi menjadi episentrum ekonomi baru di Jawa Tengah yang dapat memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi daerah dan nasional.

Pada bagian lain, Kendal dianggap memiliki keunggulan geoekonomi karena kawasan tersebut terletak berdekatan dengan Bandara Ahmad Yani, Pelabuhan Tanjung Emas dan dilewati Tol Trans Jawa, Jalur Pantura, serta Jalur Kereta Api Ganda Jakarta-Semarang-Surabaya.

Penelusuran Tim Ekspedisi Investasi Jawa Tengah 2023, Rabu (21/6/2023) mencatat lokasi KIK hanya berjarak tak sampai 40 menit dari pusat Kota Semarang melalui Pintu Tol Jatingaleh kemudian keluar di Exit Tol Kaliwungu, yang berlanjut sekitar 5 menit berkendara.

Sedangkan bagi investor dari Jakarta membutuhkan waktu 5 jam dan hanya 3 jam dari Surabaya menggunakan jalur darat. Dengan dukungan infrastruktur tersebut, saat ini KIK telah berkembang pesat.

Head of Sales & Marketing Kendal Industrial Park, Juliani Kusumaningrum, mengatakan pasca-Covid-19 ketertarikan investor untuk menanam modal di KIK semakin meningkat. Saat ini tercatat ada 90 perusahaan yang berinvestasi di kawasan tersebut.

“Pada 2018 rerata investasi perusahaan hanya seluas 1-3 hektare,  berlanjut dengan jumlah yang sama hingga 2022. Namun setelah pandemi Covid-19 pada 2203 ini nilai investasi perusahaan rata-rata di atas lahan seluas 10 hektare. Total 80 persen sudah terisi [pada pengembangan fase 1], sudah ada 90 perusahaan, 29 sudah beroperasi 14 sudah membangun konstruksi, dan sisanya tinggal menunggu tahapan pembangunan,” papar Juliani.

Juliani memaparkan dari jumlah tersebut sebanyak 48 persen investor berasal dari Indonesia, mayoritas ekspansi dari kawasan industri Jawa Barat, seperti Cikarang, Bekasi, Tangerang dan Banten.

Sementara 52 persen di antaranya adalah perusahaan asing atau multinasional, seperti dari China, Taiwan, Hongkong, dan Korea. Beberapa di antaranya merupakan perusahaan di sektor fashion, elektronik, makanan, dan minuman.

Jerman menjadi asal perusahaan teranyar yang turut bergabung dengan KIK. Hans Dinslage GmbH melalui PT Beuer Indonesia Technology bakal membangun pabrik alat kesehatan di KIK. Fasilitas itu jadi yang pertama dimiliki perusahaan di Indonesia, juga di kawasan Asia Tenggara.

Ekspedisi Investasi Jateng 2023 merupakan bagian dari program kolaborasi Solopos Media Grup (SMG) bersama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, Bank Jateng, Pemerintah Kabupaten Kendal, dan Semen Grobogan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya