SOLOPOS.COM - Pemilik Pawonanda, Galuh Candra Wilasita menunjukkan produk jamu miliknya. Foto diambil Kamis (23/3/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Setelah memutuskan resign dari pekerjaan sebagai pegawai bank, Galuh Candra Wilasita sukses menjadi produsen jamu tradisional yang mampu menjual ribuan botol per bulan.

Produk Pawonanda yang dimiliki Galuh ini utamanya adalah sirop jamu konsentrat. Selain itu, ia juga memproduksi jamu siap minum, kemasan bubuk, dan beragam produk olahan rempah kering lainnya.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Setelah tujuh tahun bekerja menjadi pegawai bank, Galuh merasa kesulitan untuk membagi waktu untuk bekerja dan mengurus anaknya di rumah. Pada 2013, ia memutuskan resign dan mencoba memulai beberapa usaha.

Ia pernah berjualan produk tekstil di Pusat Grosir Solo (PGS). Karena terjadi permasalahan keuangan dengan pihak penyewa, Galuh memutuskan untuk berhenti. Singkat cerita, pada 2018, berawal dari kesukaannya minum jamu, ia kemudian tertarik membuat jamu untuk diproduksi dan dijual.

“Akhirnya, saya mulai usaha bikin minuman ini, saya belajar dari awal, belajar resepnya dari awal tanya ke mbok jamu dan ke teman, karena memang suka beli dan suka minum jamu. Produk pertama itu kunyit asem, lama dalam usaha ini adalah bikin resep, harus uji coba, karena enggak ada warisan resep,” papar Galuh saat ditemui Solopos.com di rumahnya pada Kamis (23/3/2023).

Jamu konsentrat ini laris manis di pasar, ia telah memiliki pelanggan tetap berupa reseller dan toko oleh-oleh yang harus dipasok. Target market dari jamu konsentrat miliknya memang untuk masyarakat luar kota, karena tahan hingga enam bulan.

Promosi awal produk miliknya hanya melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Blog. Konsumennya mulai meminta beragam varian baru, seperti Jahe Rempah, Beras Kencur, Gula Asem, dan Temu Lawak.

Ia menjual produk jamu konsentrat itu dengan kemasan 330 ml yang dibanderol dengan harga mulai Rp44.000 per botol. Kemudian untuk jamu bubuk, seperti produk Wedang Uwuh dijual dengan harga Rp42.000 per kemasan.

Untuk satu kemasan botol bisa untuk 15 gelas dengan takaran dua sendok jamu konsentrat yang bisa dicampur dengan air dingin ataupun air hangat sebanyak 200 ml. Kemudian untuk jamu bubuk bisa diseduh hingga 15 kali.

“Awal merintis, [omzet] saya naik turun, jadi awal itu saya sebulan omzetnya sekitar Rp200.000 hingga Rp300.000 naik pas pameran Rp8 juta selama empat kali pameran. Untuk normalnya Rp2 juta hingga Rp4 juta per bulan,” papar Galuh.

Ia mengaku mendapat pasokan empon-empon untuk bahan baku dari pasar lokal Solo, ia memilih tidak langsung membeli dari petani, karena ia memakai empon-empon yang sudah dipilah. Dalam merintis usahanya ia juga mendapat fasilitasi dari Pemkot setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya