Bisnis
Sabtu, 24 Juli 2021 - 15:52 WIB

Manfaatkan Pengrajin Lokal, Bingah Leather Craft Sukoharjo Pasarkan Tas Kualitas Impor

Imam Yuda Saputra  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemilik Bingah Leather Craft, Agustina Sulistyaningrum, menunjukkan produk tas milinya di rumahnya. (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG – Menjadi salah satu peserta UMKM Virtual Expo 2021 menjadi pengalaman berharga bagi Agustina Sulistyaningrum. Dari kegiatan yang digelar Bank Indonesia Kantor Perwakilan Solo dengan Solopos itu, ibu dua anak ini mendapat tambahan ilmu untuk memasarkan produk-produknya secara daring.

Selama ini pemilik kerajinan kulit dengan brand Bingah Leather Craft itu memang sangat mengantungkan pemasaran produknya secara online, seperti di Instagram melalui akun. Maklum, sebagai pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Agustina belum memiliki galeri atau gerai untuk memasarkan produk secara offline atau luring.

Advertisement

“Selama ini untuk memasarkan produk ya saya cuma mengandalkan Instagram dan media sosial lainnya. Tapi, kalau untuk pemasaran offline, biasanya saya titipkan ke toko-toko dengan sistem konsinyasi,” tutur Tina, sapaan akrab Agustina kepada Solopos.com, Kamis (23/7/2021).
Tina mengaku tak pernah terpikir bakal menggeluti bisnis produk kerajinan kulit. Terlebih lagi, ia tidak memiliki keahlian membuat tas atau kerajinan kulit yang lain.

Baca Juga: Selamat! Inilah 50 UMKM yang Lolos Seleksi Peserta UMKM Virtual Expo 2021

Advertisement

Baca Juga: Selamat! Inilah 50 UMKM yang Lolos Seleksi Peserta UMKM Virtual Expo 2021

Kerja Kantoran

Sebelum menggeluti bisnis kerajinan kulit, Tina hanyalah seorang karyawan swasta di perusahaan multimedia. Ia bahkan sempat berpindah-pindah kantor karena tuntutan kebutuhan.

Tahun 2021 menjadi awal karier di dunia bisnis. Awalnya, ia menjual produk-produk tas dari bahan kain batik. “Awalnya saya jualan produk batik. Dari situ saya kenal dengan beberapa pengrajin tas. Tapi, saat itu masih sebatas bisnis sampingan. Eh, ternyata hasilnya lebih besar daripada gaji sebagai karyawan,” tutur Tina.

Advertisement

Baru di akhir 2018, Tina kembali menekuni usaha pembuatan tas. Berbekal hubungan yang baik dengan para pengrajin, ia pun mulai memasarkan produk-produk tas berbahan kulit. Usaha itu pun lambat laun menuai hasil yang apik. Lina pun akhirnya memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan sebagai karyawan kantor, dan fokus dalam bisnis pemasaran kerajinan kulit.

“Teman saya yang perajin itu yang membujuk saya untuk resign dari kantor. Selain itu, anak saya juga sudah mulai besar dan butuh perhatian lebih. Akhirnya, saya putuskan untuk menggeluti usaha tas kulit,” ujarnya.

Berani Bersaing

Selain tas, Tina juga memasarkan produk lain berbahan kulit seperti dompet, tempat notebook, name tag, hingga gantungan kunci.

Advertisement

Produk yang dipasarkan pun harganya cukup murah. Untuk satu tas buatan Bingah Leather Craft dibanderol Rp350.000-Rp800.000. Jauh lebih murah dibanding tas-tas buatan luar negeri, seperti Hermes atau Fossil yang harganya mencapai puluhan juta rupiah.

Meski murah, Tina mengaku kualitas produknya tidak kalah bersaing. Bahkan, banyak pelanggan yang memuji produknya. “Saya berani compare [membandingkan] deh dengan produk lain. Kualitas jahitan kami kuat dan desainnya juga bagus. Kebanyakan pelanggan juga suka. Bahkan pesanan rata-rata yang custom atau made by order,” ujar Tina.

Baca Juga: UMKM Virtual Expo 2021: Mau Ekspor via Shopee Nggak Harus Punya Follower Luar Negeri Lho…

Advertisement

Perempuan yang tinggal di Karangasem, Gumpang, Kartasura, Sukoharjo, itu mengaku sebelum pandemi dapat meraup omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan. Namun di masa pandemi ini, pendapatannya menurun drastis.

“Dulu [sebelum pandemi] bisa laku 100 tas per bulan. Sekarang, laku 10 saja sudah bagus. Tapi enggak apa-apa. Yang penting tetap berjalan,” tutur alumnus STP Ampta Yogyakarta itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif