SOLOPOS.COM - Budi daya Bayam Brazil melalui Urban Farming oleh Rina Tri Wahyuni, Kamis (29/9/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, SOLOPemkot Solo melalui Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispartan KPP) mendorong masyarakat untuk mengembangkan urban farming untuk memenuhi ketahanan pangan keluarga serta upaya peningkatan ekonomi.

Kepala Dispartan KPP Solo, Eko Nugroho Isbandijarso menjelaskan ada 103 kelompok tani maupun kelompok wanita tani yang sebagian besar telah menerapkan urban farming atau pertanian perkotaan.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Usaha pertanian di perkotaan dengan memanfaatkan lahan-lahan terbuka yang ada di sekitar masyarakat.

Seiring sempitnya lahan pertanian di Kota Solo, menurut Eko urban farming diyakini cukup prospektif. Masyarakat bisa memanfaatkan lahan kecil dan memaksimalkan tanaman merambat.

“Bukan hanya untuk tanaman saja, jadi bisa kombinasikan antara ikan dengan sayur,” ujar Eko saat ditemui Solopos.com dalam acara Pasar Murah di Kantor Kecamatan Jebres, Solo pada Senin (26/6/2023).

Pihaknya juga tidak hanya mendukung pada budidaya urban farming saja. Namun ia juga mengaku mendorong masyarakat untuk bisa mengolah hasil budidaya tersebut. Sehingga nilai ekonomi produk yang dihasilkan bisa tinggi.

Dukungan Pemkot Solo dalam pengembangan urban farming dengan memberikan alat pendukung.

Dilansir dari laman surakarta.go.id, Sebagai salah satu kota yang menjadi barometer peningkatan ekonomi, sosial, dan pemerintahan di Indonesia, Solo juga turut dinilai memiliki potensi pertanian perkotaan atau urban farming.

Langkah ini dinilai menjadi salah satu solusi peningkatan sumber penghasilan keluarga.

Selain itu, sejalan dengan konsep Kota Solo yang pernah mencanangkan pembudidayaan tanaman pangan dan rempah-rempah sebagai identitas kota dalam penerapan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang digagas Kementerian Pertanian.

Bantuan program P2L untuk masyarakat Kota Solo telah terdistribusikan diantaranya berupa satu unit green house, lima unit cultivator, dan satu unit power thresher dengan nilai kurang lebih Rp 1,5 miliar.

Hal ini dilakukan pemerintah untuk mendukung masyarakat Solo supaya bisa mencukupi kebutuhan dari pekarangan rumah sekaligus membantu perekonomian mereka khususnya di masa pandemi seperti ini.

Urban farming bisa menjadi salah satu solusi bertani di antara hambatan luas tanah pertanian yang semakin menyusut.

Karena melalui urban farming, masyarakat bisa melakukan aktivitas pertanian di lahan yang terbatas dengan mengoptimalkan pembudidayaan tanam melalui media lain.

Salah satunya seperti tanaman hidroponik yang menggunakan instalasi pipa dan air bernutrisi sebagai media tanamnya.

Dengan pengelolaan dan distribusi yang masif serta terstruktur, geliat pertumbuhan urban farming ini bisa memperpendek rantai distribusi pangan, memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Solo sekaligus menggerakkan bisnis pangan di kota Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya