SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung Pasar Nongko Solo menikmati kuliner khas Pasar Nongko Solo, yakni Pecel Gendar dan Es Dawet di lantai dasar beberapa waktu lalu. (Solopos/Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, SOLO — Nama resmi pasar ini Turisari karena berada di wilayah tersebut. Namun, masyarakat setempat lebih mengenalnya dengan nama Pasar Nongko.

Pasar Nongko berada di Jl. Hasanudin, Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo. Lokasinya dekat dengan perlintasan kereta api menuju Stasiun Balapan Solo.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Dari Stasiun Balapan ke Pasar Nongko hanya berjarak 850 meter. Jarak tempuhnya hanya 3 menit apabila mengendarai motor atau 12 menit apabila Anda berjalan kaki dari Stasiun Balapan ke Pasar Nongko.

Pasar Nongko tidak berbeda dengan pasar tradisional lain yang menjual barang kebutuhan sehari-hari. Anda bisa membeli sayur mayur, bumbu dapur, sembako dan barang kebutuhan pokok lainnya, peralatan rumah tangga dari plastik, alumunium, maupun anyaman bambu, dan lain-lain. Bahkan, Anda bisa membeli pakaian di salah satu sudut lantai II Pasar Nongko.

Pedagang di Pasar Nongko sudah dikelompokkan berdasarkan barang yang dijual. Pedagang di lantai dasar berjualan sayur, buah, kuliner, dan peralatan rumah tangga. Pedagang di lantai 2 berjualan jajan pasar, bumbu dapur, barang kebutuhan pokok, pakaian, dan lainnya. Lantai III dikhususkan bagi pedagang daging.

Di bagian luar pasar berderet kios yang berjualan barang kebutuhan sehari-hari atau kadang disebut toko kelontong. Pedagang di bagian dalam Pasar Nongko buka sejak pagi hingga siang atau sore hari, tetapi pedagang kebutuhan sehari-hari yang berjualan di selasar Pasar Nongko itu buka hingga malam hari.

Pasar Nongko semakin istimewa dan unik karena tidak hanya dikenal sebagai tempat berbelanja barang kebutuhan sehari-hari, tetapi bisa berburu kuliner dan tanaman hias. Kuliner khas di Pasar Nongko adalah pecel gendar, es dawet, dan jamu tradisional. Letaknya di lantai dasar yang juga bisa digunakan sebagai parkir sepeda motor.

Suasana jual beli di lantai 2 Pasar Nongko Solo belum lama iini. Sejumlah orang membeli barang kebutuhan sehari-hari di Pasar Nongko Solo. (Dokumentasi Solopos)
Suasana jual beli di lantai 2 Pasar Nongko Solo belum lama iini. Sejumlah orang membeli barang kebutuhan sehari-hari di Pasar Nongko Solo. (Dokumentasi Solopos)

Pecel Gendar Bu Ngadiyem sudah berjualan lebih dari 10 tahun. Mulai buka pukul 07.30 WIB sampai habis. “Kadang-kadang sebelum jam 12.00 WIB sudah habis. Jadi ya enggak tentu tutupnya jam berapa,” tuturnya saat berbincang dengan Solopos.com beberapa waktu lalu.

Pecel Gendar disajikan dengan pincuk dari kertas minyak dilapisi daun pisang. Anda bisa menikmati Pecel Gendar dengan aneka gorengan dan bacem. Harganya murah meriah mulai dari Rp5.000 per porsi tergantung permintaan isian dan lauk pendamping. Gorengan dijual Rp1.000 per biji.

Selain Pecel Gendar, dia juga menjajakan es dawet dengan harga murah meriah, hanya Rp2.000 per mangkuk. “Murah meriah,” ungkap dia sembari tertawa.

Ke luar dari Pasar Nongko lalu berjalan ke sisi utara pasar, Anda akan meliht deretan pedagang tanaman hias. Terdapat puluhan kios tanaman hias yang menawarkan aneka tanaman hias, bunga, tanaman obat, tanaman buah, dan lainnya. Ada juga kios yang menjual pot, pupuk, alat penyemprot tanaman, batu untuk hiasan, dan aksesosi lain. Ada juga yang berjualan anggrek berbagai jenis, seperti Dendrobium, Vanda, Atrea, Oncidium, dan Bulan.

Harga tanaman bervariasi mulai dari Rp20.000 hingga ratusan ribu rupiah. Mereka buka mulai pukul 08.00 WIB-17.30 WIB (tetapi ada juga yang buka hingga malam). Banyak orang berbelanja tanaman hias sebagai klangenan maupun oleh-oleh.

Sejarah Nama

Dikutip dari laman website resmi Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, penamaan Pasar Nongko karena dahulu pasar tersebut menjadi transit pedagang buah dari berbagai daerah dan jual beli buah nangka, gori, dan kluwih.

Informasi lain menyebutkan banyak pohon nangka di sekitar pasar sehingga lokasi itu diberi nama Pasar Nongko. Saat ini namanya masih Pasar Nongko, tetapi jangan mencari penjual nangka di Pasar Nongko ya, apalagi pohon nangka di lokasi tersebut.

Pasar Nongko Solo sudah ada sejak tahun 1870, khususnya setelah dibangun jalan kereta api dan Stasiun Balapan. Lokasi strategis dekat Stasiun Balapan membuat Pasar Nongko tidak hanya menjadi transit tetapi lokasi jual beli. Kemudian, pemerintah pusat membangun gedung pasar pada 1986. Pemerintah merenovasi bangunan lama Pasar Nongko menjadi 3 lantai.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya