SOLOPOS.COM - Warteg Kharisma Bahari yang berada di kawasan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, pada Jumat (25/8/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SOLO – Dalam beberapa bulan terakhir, warteg atau Warung Tegal mulai menjamur di wilayah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Berikut adalah estimasi biaya kemitraan atau franchise usaha warteg yang banyak digemari masyarakat karena harga menu yang relatif terjangkau.

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, sejumlah warteg yang menjamur di wilayah UMS di Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, antara lain Warteg Kharisma Bahari, Warteg Citra Baru, Warteg Makmoer dan beberapa warteg sederhana lainnya. Jarak antara warteg satu dengan lainnya cukup berdekatan, misalnya Warteg Kharisma Bahari yang hanya berjarak kurang dari 200 meter.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Kemudian di wilayah Kampus I UMS Solo jarak antarwarteg juga tidak lebih dari 500 meter. Setidaknya ada belasan warteg dalam kawasan UMS Solo.

Warteg Kharisma Bahari menawarkan sistem kemitraan atau franchise dengan rentang harga franchise mulai dari Rp180 juta hingga Rp250 juta.

“Dari pihak investor yang menyediakan lokasi atau dari tim kami yang mencarikan lokasi, jadi setelah ada lokasi kami dapat tetap kami koordinasikan dengan investor dari pihak investor setuju atau enggaknya itu lokasi yang dijadikan warteg. Begitupun sebaliknya,” ujar Marketing Warteg Kharisma Bahari, David, kala berbincang dengan Solopos.com, Jumat (25/8/2023).

Selain faktor lokasi, ukuran bangunan juga menjadi pertimbangannya. Untuk bisnis warteg paling tidak membutuhan bangunan berukuran 4×12 meter.

Untuk biaya franchise ukuran 4x 2 meter membutuhkan paling tidak Rp180 juta. Untuk ukuran 5×12 meter membutuhkan Rp200 juta, dan ukuran besar berkisar 6×12 meter membutuhkan Rp220 juta hingga Rp250 juta. Dana itu, di luar biaya tempat.

Permintaan bangunan warteg dari investor cukup beragam, misalnya ada yang meminta tambahan air conditioner (AC). Menurutnya untuk modal awal biaya tempat yang cukup memakan ongkos adalah renovasi. Sistem franchise pihaknya tidak ada royalty fee, namun tetap memantau pada sektor  pelayanan serta masakan.

Keuntungan yang ditawarkan ke investor sebesar 50% setelah dipotong biaya operasional. Estimasi biaya operasional tersebut meliputi gaji karyawan Rp4,5 juta, biaya sewa Rp5 juta. Sementara itu untuk kebutuhan dapur rata-rata per hari memerlukan Rp1,5 juta sudah termasuk minyak dan sembako lainnya.

Dalam sehari omzet minim yang didapatkan bisa mencapai Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta dengan rata-rata 200-250 porsi terjual. Satu porsi biasanya dibanderol dengan harga Rp8.000 hingga Rp15.000.

Misalnya, jika dalam sehari mampu menghasilkan omzet Rp500.000 dikalikan 30 hari menjadi Rp15 juta. Maka, keuntungan yang bisa didapat antara Rp4 juta hingga Rp5 juta per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya