SOLOPOS.COM - Ilustrasi beli properti (freepik)

Solopos.com, SOLO — Kalangan muda atau milenial dalam industri properti menjadi segmen pasar yang mendominasi sekitar 45 persen. Kini, para developer perumahan melirik pasar milenial yang prospektif dan menjanjikan guna menggenjot penjualan properti.

Fenomena bergesernya segmen pasar properti dari konsumen pegawai atau karyawan ke kaum milenial terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Tak sedikit generasi muda yang berniat memiliki rumah idaman. Mereka mengajukan permohonan kredit kepemilikan rumah (KPR) agar bisa memiliki hunian yang layak.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Wakil Ketua Bidang Perizinan dan Regulasi REI Jawa Tengah, Bambang Sriyanto mengatakan hampir separuh pembeli properti merupakan kalangan muda atau milenial. Artinya, milenial berpotensi menjadi segmen pasar baru di sektor industri properti.

“Di developer kami, sekitar 45 persen pembeli rumah merupakan bujangan atau anak muda. Hampir separuh dari total pembeli rumah. Fenomena ini juga sama di pengembang perumahan lainnya,” kata dia, kepada Solopos.com, Senin (15/5/2023).

Menurut Bambang, kondisi ini dipengaruhi masifnya edukasi perihal rumah sebagai aset investasi jangka panjang di media sosial (medsos) dan acara atau pertemuan yang melibatkan anak muda. Mereka akhirnya berpikir untuk segera memiliki rumah idaman sejak dini.

Dia mencontohkan harga properti yang terus membumbung tinggi setiap tahun. “Sekarang beli rumah senilai Rp150 juta. Harga rumah yang dibeli 10 tahun mendatang bisa Rp250 juta. Ini aspek investasi jangka panjang yang jarang dipahami masyarakat,” ujar dia.

Pasar milenial di industri properti sebagai pembeli rumah pertama. Kaum milenial harus bisa melihat peluang investasi jangka panjang lantaran harga properti dipastikan terkerek naik setiap tahun.

Lebih jauh, Bambang menjelaskan karakter masyarakat di negara berkembang tidak sadar pentingnya investasi rumah. Padahal, rumah memiliki fungsi ganda, yakni sebagai kebutuhan dasar papan dan investasi jangka panjang.

“Membeli rumah itu seperti membeli sepeda motor. Kalau rumah subsidi kan angsurannya kurang lebih Rp1juta per bulan. Nah, faktanya masyarakat punya angsuran cukup dari sisi ekonomi, tidak punya angsuran uang Rp1juta tetap hilang,” ujar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya