SOLOPOS.COM - Ilustrasi mahasiswa nongkrong di kafe. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Kemudahan akses dan adanya demonstration effect membuat mahasiswa kini banyak yang terjerat pinjaman online (pinjol).

Selain itu, ketidakmampuan mahasiswa untuk mengontrol sisi konsumtif mereka, membuat banyak mahasiswa yang menggunakan pinjol tanpa bisa menghitung risikonya.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Hal tersebut diungkapkan oleh Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Drajat Tri Kartono, faktor-faktor yang menyebabkan banyak mahasiswa terjerat pinjol membuktikan minimnya kontrol dari mahasiswa.

“Ada beberapa kemungkinan, yang pasti karena akses yang mudah, jadi kalau dulu mahasiswa banyak ke orang tua, sekarang pinjol itu memudahkan karena akses yang cepat. Masalahnya mahasiswa itu meminjam karena adanya pola konsumsi dengan kemampuan ekonomi, mahasiswa itu kan punya pendapatan yang terbatas, sedangkan lingkungan hidup mereka itu makin lama makin tinggi,” ujar Drajat kepada Solopos.com, Senin (16/1/2023).

Faktor lingkungan disebut juga menjadi faktor dari mahasiswa untuk menggunakan pinjol.

Apalagi apabila mahasiswa memiliki lingkungan dengan gaya hidup mewah, yang kemudian memancing sang mahasiswa untuk bergaya hidup yang tidak sesuai dengan kemampuan finansialnya.

“Gap mahasiswa penuhi dengan pinjol, memang ada kemungkinan mahasiswa itu overconsumption, istilahnya demonstaration effect ketika melihat teman-temannya ke kafe atau mal ketika mereka memiliki gaya hidup berbiaya tinggi, itu kemudian tidak bisa dicukupi pendapatan dari orang tua, akhirnya ditutup dengan pinjol,” tambah Drajat.

Tidak adanya pendapatan tetap dari mahasiswa juga bunga yang tinggi dari aplikator pinjol. Pada akhirnya menjerat mahasiswa untuk bergantung dengan pinjol.

Bahkan, berpotensi membuat mahasiswa melakukan hal-hal yang negatif untuk menutup pinjaman tersebut.

“Yang jadi masalah mereka tidak memilki pendapatan yang tetap, mereka akan menghadapi bunga yang menjerat lebih dalam, sampai kiriman orang tua habis dan itu akan mempersulit mereka dan bergantung terhadap pinjol. Kemudahan pinjol ini kan kemudahan jaminan, yang penting ada handphone, identitas dan mengisi form lalu selesai, makanya ketika mahasiswa tidak bisa membayar ya akan muncul perilaku tidak sesuai untuk mengembalikan pinjol,” urai Drajat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya