SOLOPOS.COM - Ilustrasi paylater. (Freepik).

Solopos.com, SOLO — Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono mengatakan mahasiswa harusnya bisa menghindari utang di pinjaman online (pinjol) atau menggunakan paylater. 

Ia menyebut utang mahasiswa bisa dihindari asalkan mereka membedakan antara prioritas dan keinginan.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Tentu saja bisa dihindari, kan itu utang meskipun variasi berutang itu ada banyak ada yang kebutuhan seperti orang tua belum memberikan kiriman. Tapi ada juga yang tidak primer untuk hal-hal kurang baik seperti game sampai kuota atau main online itu yang bahaya, sebenarnya ini bisa dihindari asalkan mahasiswa itu cermat,” ujarnya saat ditemui Solopos.com, Jumat (25/8/2023).

Bagi Drajat, mahasiswa memiliki banyak cara untuk menghindari utang di pinjol ataupun paylater. Ia mengatakan salah satunya dengan beasiswa atau bernegosiasi dengan pihak kampus jika dalam kondisi terdesak.

“Kalau kebutuhan dasar sebenarnya bisa diatasi, artinya mahasiswa bisa mencari beasiswa atau kolaborasi mahasiswa dan kampus misalkan SPP ditunda juga bisa. Jadi mahasiswa meminta keringanan kepada pihak kampus untuk memenuhi kebutuhan utamanya dulu dan bernegosiasi untuk pembayaran SPP per semesternya mendapatkan keringanan,” lanjutnya.

Drajat juga menilai, orang tua juga harusnya bisa bernegosiasi untuk membantu mahasiswa yang kesulitan keuangan. Ia menyebut, orang tua justru punya peranan besar untuk mempermudah mahasiswa agar tidak terjebak pinjol.

“Sebenarnya orang tua dan kampus juga bisa berkolaborasi apabila mahasiswa misalkan semester akhir ada kebutuhan. Orang tua bisa berkomunikasi dengan pihak kampus untuk mempeorleh pembiayaan. Jadi kampus memberikan keringanan, orang tua bisa membantu menyediakan dananya,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Frederica Widyasari Dewi, dikutip dari Bisnis.com, sejumlah bank pun kini mengeluhkan bagaimana banyak anak muda yang tidak bisa mengajukan kredit.

“Sebenarnya pinjaman online alias peer to peer lending yang terintegrasi ke SLIK itu bagus ya. Tapi, yang menjadi masalah ketika mereka ada yang punya masalah ke pinjol,” sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya