SOLOPOS.COM - Gedung LKP ISMIA Karanganyar. (Istimewa).

Solopos.com, KARANGANYAR — Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) ISMIA Karanganyar bekerja sama dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar kursus gratis hingga mendapatkan modal usaha.

Ada 52 peserta terpilih dari Soloraya yang berhasil lolos seleksi untuk mengikuti pelatihan tersebut. Pimpinan LKP ISMIA Karanganyar, Sri Ismiatun, menjelaskan ada 100 pendaftar sebelumnya, namun hanya 50 peserta yang berhak mengikuti kursus ini. Sri menguraikan peserta akan dibina oleh 16 instruktur kompeten dalam Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) bertema Menjahit Gaun Peserta Dengan Aplikasi Payet dan Mutiara.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Pimpinan LKP ISMIA Karanganyar, Sri Istmiatun. (Istimewa).

Ia menjelaskan pihaknya memang bekerja sama dengan pemerintah untuk mendorong peserta kursus agar memiliki usaha mandiri. Jadi pembiayaan dari pelatihan ini 100% dibiayai oleh pemerintah. Sri mengaku merintis LKP ISMIA sejak 1997 yang telah berakreditasi A sehingga bisa bekerja sama dengan pemerintah.

Para peserta tersebut akan dibekali soft skill dan hard skill selama 275 jam. Seusai pelatihan, peserta akan mendapatkan modal usaha berupa mesin jahit serta alat dan bahan untuk bisa memulai usaha mandiri secara langsung. Peserta juga berkesempatan menggelar fashion show untuk menampilkan karya mereka.

Pelatihan juga akan dilakukan hingga pemasaran, pihaknya juga bekerja sama dengan platform digital seperti Shopee dan Go Gampang. Kemudian usaha perbankan BUMDes Kridho Manunggal, Bank Jateng dan BRI.

Ia juga menggandeng pelaku usaha misalnya UMKM CV Rafinda Batik, Iduka PT Sritex, Butik Hanum Fashion, dan Butik Rumah Jahit ASAP. Untuk melihat secara langsung implementasi teori pembelajaran, dalam pelatihan tersebut juga akan dilakukan kunjungan ke platform digital Shopee. Serta, peserta akan berkunjung ke salah satu industri batik.

“Contoh pembelajaran itu, membentuk wirausaha, dari merencanakan bisnis, hingga bagaimana mencari keuntungan,” terang Sri saat ditemui Solopos.com di kantornya di Colomadu, Karanganyar pada Kamis (14/9/2023). Lebih lanjut Sri menjelaskan peserta pelatihan berusia 15 tahun hingga 25 tahun atau usia produktif. Dalam pelatihan tersebut juga didampingi oleh orang tua peserta sebagai bentuk tanggung jawab.

Pelatihan ini juga sebagai upaya pengentasan kemiskinan. Para peserta tersebut rata-rata belum mempunyai pekerjaan, ada beberapa peserta yang juga harus putus sekolah. Oleh sebab itu, Sri berharap pelatihan ini dapat memberikan bekal keterampilan bagi peserta.

Dalam pembelajaran tersebut, peserta juga akan mendapatkan penghargaan bagi peserta terbaik setiap sesi pembelajaran. Pada tahun sebelumnya, peserta yang mengikuti pelatihan yang sama mampu mempunyai usaha mandiri dan menghasilkan keuntungan puluhan juta setiap bulan.

Ia menjelaskan bekal pertama yang harus dimiliki setiap peserta adalah niat, selain syarat administratif lainnya. “Kalau sudah niat paling tidak, bisa mengikuti dari awal hingga akhir, yang memang mencari peserta yang benar-benar usaha mandiri,” terang Sri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya