SOLOPOS.COM - Salah satu pedagang bunga di Pasar Kembang Solo merapikan koleksi bunga potong miliknya, pada Jumat (10/2/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Berdiri sejak belasan tahun silam, pedagang di Pasar Kembang Solo turut berganti hingga sekarang sampai di generasi kedua.

Metode jualan yang dilakukan pun turut berubah, yang dulunya promosi manual sekarang mengandalkan medsos.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Pasar Kembang menjadi sentra perdagangan bunga segar di Kota Solo. Tempat ini selalu menjadi jujukan masyarakat untuk mencari berbagai macam bunga.

Sentra jual beli bunga segar tepatnya berada di Jl. Honggowongso, Kelurahan Kemlayan, Kecamatan Serengan.

Di sana, penjual menyediakan berbagai macam keperluan yang berkaitan dengan bunga, misalnya bunga tabur, bunga untuk pernikahan, papan karangan bunga, serta buket bunga yang biasanya diminati oleh kalangan muda.

Beragam jenis bunga juga disediakan dan tergolong lengkap, contohnya bunga mawar, bunga lily, bunga sedap malam, dan bunga krisan.

Salah satu pedagang bunga, Dinda Intan, 25, mengaku meneruskan usaha dari orang tuanya untuk berdagang bunga di sana, kurang lebih berjalan tiga tahun ia mendirikan kios sendiri.

Sebelumnya ibunya berjualan di emperan kemudian bisa berpindah di kios.

Dinda memilih meneruskan usaha orang tuanya karena memang menyenangi pekerjaan tersebut, serta berprospek bisnis. Karena bisnis bunga segar cukup stabil, sebabnya tetap bakal dicari oleh konsumen.

“Tipsnya ya kami menyediakan banyak pilihan bunga ke konsumen supaya senang dan harus ramah. Terus gimana pintar-pintar merawat bunga supaya tetap segar, setiap bunga yang dipasok paling tidak tahan tiga hari, harus dikasih air dan dibersihkan kotorannya, supaya terlihat tetap segar,” terang Dinda, saat ditemui Solopos.com di kiosnya pada Jumat (10/2/2023).

Ketika bunga segar tidak laku, maka Dinda mengeringkan bunga tersebut dengan cara digantung, banyak orang yang menyukai dried flower, yang tentu ia jual dengan harga yang lebih murah.

Ia tidak hanya fokus melayani jual beli bunga potong segar, namun juga melayani bunga tabur ataupun papan karangan bunga.

Biasanya kiosnya paling ramai dikunjungi ketika bertepatan dengan hari tertentu, misalnya Hari Ibu, Hari Valentine, acara wisuda, acara sidang.

Pasokan bunga segar di tokonya biasanya datang dari Malang, Bandung, Bandungan, Semarang.

Harga bunga mawar berkisar Rp5.000 hingga Rp7.500 per tangkai, namun bisa diperkirakan akan mengalami kenaikan mencapai Rp10.000.

Selain mengandalkan pesanan yang datang secara offline, saat ini ia bekerja sama dengan adiknya yang meneruskan usaha yang sama di Pasar Kembang.

Ditengah gempuran digitalisasi, kios miliknya masih bisa dibilang ramai. Karena konsumen rata-rata menyukai datang langsung dan memilih bunga apa yang mereka inginkan, atau ada orang yang tidak berniat membeli dan hanya melihat-lihat saja.

Berbeda dengannya, adik Dinda, Putra, lebih menjual produk yang beragam, namun menggaet target pasar anak muda. Misalnya pesanan buket, tidak hanya bunga saja, namun juga buket uang, snack, dan lain-lain. Putra juga membantu promosi produk milik kakaknya.

Putra, 20, melakukan promosi yang lebih kekinian, seperti di Instagram, dan TikTok, mengejar fitur for your page (FYP) dan menarik pasar baru.

Dengan promosi melalui media sosial ini membuat usahanya, Florist AD lebih dikenal dan banyak pesanan.

Bisnis jual beli bunga memang masih menjanjikan. Keuntungan dari bisnis mereka mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, hingga papan hingga untuk biaya menempuh pendidikan.

Paling tidak dalam sebulan mereka memperoleh omzet jutaan rupiah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya