SOLOPOS.COM - PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP atau WMP) melalui anak usaha di lini bisnis peternakan sapi terpadu, PT Pasir Tengah mengolah dan memanfaatkan kembali kotoran-kotoran sapi menjadi pupuk organik. (Istimewa/WMPP)

Solopos.com, SOLO — PT Pasir Tengah anak usaha PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (IDX:WMPP atau WMP), sebagai lini bisnis peternakan sapi terpadu Grup Widodo Makmur Perkasa mengolah dan memanfaatkan kembali kotoran-kotoran sapi menjadi pupuk organik yang kaya manfaat.

Secara umum, pengelolaan kotoran sapi di PT Widodo Makmur Perkasa Tbk terdiri atas tiga proses utama. Pada tahap pertama yaitu pembersihan kandang, tim terkait akan membersihkan semua kotoran ternak sapi yang dihasilkan.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Langkah selanjutnya adalah pengolahan kotoran sapi. Semua kotoran sapi yang dikumpulkan akan dikategorikan berdasarkan tingkat kadar air yang dimiliki.

“Jika kadar air kotoran sapi melebihi 60%, maka kotoran sapi akan dikelola di dalam IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah),” ujar Waste Processing and Fertilizer Development Management Officer, di PT Pasir Tengah, Tri Doni Saputra dalam rilis yang diterima Solopos.com belum lama ini.

Di IPAL limbah cair tersebut dipisahkan padatan dengan cairan menggunakan alat atau mesin Screw Press sehingga didapatkan padatan dengan kadar air rendah untuk bisa di fermentasi di gudang pupuk.

Selanjutnya untuk kotoran sapi dari kandang dengan kadar air di bawah 60%, maka kotoran sapi akan diolah di fasilitas pabrik pupuk, atau melalui program kemitraan bersama pihak ketiga.

Setelah itu, kotoran ternak akan melalui proses fermentasi selama kurang lebih satu hingga tiga bulan. Langkah selanjutnya adalah proses pembalikan yang akan dilaksanakan dengan proses mekanisasi menggunakan excavator atau loader dengan tujuan agar bakteri aerobik dapat tersebar merata dan proses fermentasi aerobik dapat berjalan dengan sempurna.

Proses fermentasi ini dapat mencapai suhu 80 derajat Celsius yang dapat membuat tekstur limbah menjadi remah serta baik bagi tanaman karena unsur amonia sudah hilang.

“Setelah semua proses tersebut terlewati, maka pupuk pun dapat dipanen,” ujar Tri Doni Saputra yang akrab disapa Doni.

Dijelaskan, bahan baku pupuk yang siap pakai setelah melewati proses fermentasi memiliki karakteristik yaitu kering, tidak panas (suhu ruang), berwarna cokelat kehitaman, tidak menggumpal, tidak berbau, kadar air dibawah 45%.

Setelah proses fermentasi berjalan sempurna, maka hasil fermentasi tersebut merupakan bahan baku yang siap panen. Pupuk tersebut akanmelalui proses mekanisasi di dalam pabrik agar produk siap digunakan, sebelum selanjutnya dilakukan proses pengemasan dan didistribusikansebagai nilai tambah kegiatan bisnis perusahaan.

Setelah pupuk tersebut melalui proses produksi mekanisasi di dalam pabrik maka produk siap digunakan, untuk selanjutnya dilakukan proses pengemasan dan mendistribusikan ke mitra-mitra kerja sama Perusahaan hingga menjualnya secara komersil sebagai usaha peningkatan nilai tambah kegiatan bisnis perusahaan.

Itulah gambaran singkat bagaimana Perusahaan memanfaatkan kembali setiap limbah yang dihasilkan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya