SOLOPOS.COM - Ilustrasi liburan (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Ada beberapa tips untuk menyiapkan anggaran liburan agar cash flow tetap aman.

Hal ini diungkapkan Konsultan Perencana Keuangan dan Manajemen, Imelda Tarigan dalam Kelas Finansial Jenius bertajuk Liburan Menyenangkan, Cash Flow Tetap Aman, melalui Zoom Meeting pada Kamis (2/11/2023).

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Imelda menguraikan banyak orang atau sebanyak 97% selalu membagikan momen liburan ke sosial medial. Jadi, lanjut Imelda liburan tidak hanya untuk pribadi, namun untuk kebutuhan sosial media.

Frekuensi berlibur generasi Z (Gen Z) dan generasi Y (Gen Y) lebih baik dibandingkan generasi Boomers. Gen Z dan Milenial paling tidak berlibur sebanyak lima hingga enam kali setahun. Sedangkan Boomers pergi berlibur setidaknya tiga hingga empat kali dalam setahun.

Imelda menyebut anak muda cenderung menyukai liburan dengan jarak-jarak dekat sehingga bisa dua bulan sekali pergi berlibur.

Imelda menguraikan bisa menjadi kebutuhan atau keinginan tergantung bagaimana perencanaan keuangan untuk mencapai tujuan kehidupan.

Secara sederhana, pola perencanaan keuangan, adalah 40% penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup, kemudian sebanyak 30% untuk membayar utang. Selanjutnya. 20% untuk investasi, tabungan, dan asuransi. Kemudian 10% penghasilan untuk ibadah dan sosial.

Secara prinsip, ketika liburan bisa menunjang sesorang untuk produktif, atau pengeluaran bisa menghasilkan pendapatkan lebih maka bisa dikatakan liburan adalah kebutuhan. Misalnya seorang travel blogger ataupun untuk riset bisnis.

Liburan, lanjut Imelda, liburan bisa menjadi keinginan apabila liburan tidak menghasilkan apapun. Ketika seseorang bisa menempatkan pos pengeluaran dengan nominal lebih sederhana, maka seorang bisa menyiapkan pos tabungan untuk berlibur.

Asalkan semua pos pengeluaran sudah terpenuhi. Imelda menegaskan ketika mengatur pos pengeluaran adalah dengan menyisihkan bukan menyisakan.

Imelda menyebut anggaran liburan boleh saja berasal dari utang, tapi harus mempertimbangkan apakah itu utang produktif atau utang konsumtif.

Utang produktif adalah utang yang menghasilkan aset dan cicilan diperbolehkan maksimal 30% dari penghasilan, dan untuk mencapai mimpi.

Sedangkan utang konsumtif adalah utang menggerus aset. Ketika berlibur dengan utang yang menggerus aset, maka menurut Imelda hal ini tidak boleh dilakukan.

Dengan mempertimbangkan ha-hal tersebut, menurutnya ketika berlibur bisa tetap mengamankan cash flow keuangan seseorang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya