Solopos.com, SOLO — Harga beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di wilayah Soloraya bakal dinaikkan mulai besok, Senin (4/9/2023).
Harga pengambilan beras SPHP dari Gudang Bulog yang semula Rp8.300/kilogram (kg) menjadi Rp9.500/kg, hal itu bakal berpengaruh pada kenaikan harga eceran tertinggi (HET) di tingkat konsumen sebesar Rp10.900/kg.
Pimpinan Perum Bulog Solo, Andy Nugroho, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (3/9/2023), mengatakan kenaikan tersebut menyesuaikan surat dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada akhir Agustus 2023 lalu.
Sesuai surat Bapanas, kenaikan harga beras tersebut secara nasional berlaku mulai 1 September 2023. “Benar [ada kenaikan], kenaikan harga tebus beras SPHP dari Rp8.300/kg menjadi Rp9.950/kg di gudang Bulog tersebut sesuai surat dari Bapanas dan berlaku mulai 1 September 2023,” terang Andy.
Andy menjelaskan, Perum Bulog hanya sebagai operator kebijakan tersebut. Sehingga ia tidak mengetahui penyebab pasti kenaikan beras SPHP.
Dilansir badanpangan.go.id, berikut daftar lengkap harga pembelian Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah hingga beras.
Angka di bawah ini berdasarkan Perbadan 6 Tahun 2023 HPP dan Rafaksi Gabah dan Beras tentang harga pembelian pemerintah dan rafaksi harga gabah maupun beras:
Sebelumnya kenaikan harga beras juga terjadi di pasaran. Kenaikan harga beras tersebut menjadi penyumbang inflasi Solo hingga 0,03% pada Agustus 2023.
Pejabat Fungsional Statistik Muda dan Leader Survei Harga Konsumen BPS Solo, Etnita Septiana, dalam rilis media di Kantor BPS Solo pada Jumat (1/9/2023) menjelaskan pada Agustus 2023 ini Solo mengalami inflasi sebesar 0,03% dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 117,08.
Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya angka indeks harga konsumen.
Beras menjadi penyumbang terbesar inflasi, yaitu sebanyak 0,11%, dilanjut dengan biaya pendidikan tingkat SD juga menyumbang inflasi sebesar 0,04%, kemudian cabai rawit sebesar 0,02%, cabai merah sebesar 0,01%, dan bubur sebesar 0,01%.