Bisnis
Rabu, 15 Februari 2023 - 16:11 WIB

Lebih dari Separuh Anggota Gapensi Solo Berguguran, Ternyata Ini Penyebabnya!

R Bony Eko Wicaksono  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengurus BPC Gapensi Solo saat menggelar konferensi pers di kantor mereka, Rabu (14/10/2020) siang. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO – Anggota Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Solo terus berkurang lantaran tidak mendapatkan proyek atau pekerjaan sejak masa pandemi hingga sekarang. Jumlah anggota Gapensi Solo yang saat ini hanya 62 orang. Padahal, jumlah anggota sempat mencapai 160 orang sebelum pandemi.

Pandemi Covid-19 memukul telak sektor industri dan perdagangan, termasuk jasa konstruksi di Kota Solo dan sekitarnya. Banyak rekanan konstruksi yang gulung tikar akibat tak mendapat proyek atau pekerjaan selama masa pandemi. Kondisi ini ditambah regulasi yang diterbitkan pemerintah cenderung memberatkan para penyedia jasa konstruksi di Tanah Air.

Advertisement

“Kondisinya hampir sama di setiap daerah di Indonesia. Anggota Gapensi rontok di tengah jalan karena tidak sanggup menerima tekanan ekonomi bertubi-tubi,” kata Ketua BPC Gapensi Solo, Rudi Djauhari, di sela-sela acara Musyawarah Cabang (Muscab) ke-XI di Hotel Megaland di Jalan Slamet Riyadi, Rabu (15/2/2023).

Rudi menyebut regulasi baru yang diterbitkan pemerintah cenderung memberatkan penyedia jasa konstruksi jika diterapkan di daerah. Aturan-aturan baru itu dianggap kurang relevan jika diimplementasikan di daerah.

Misalnya, pembuatan surat keterampilan (SKT) yang diberikan kepada tenaga terampil konstruksi mengacu pada disiplin keilmuan dan keterampilan tertentu. Dahulu, syarat utama SKT hanya memiliki ijazah STM. “Sekarang, harus minimal diploma satu (D1) untuk membuat SKT. Padahal, di Solo diploma satu hanya untuk kebidanan atau perawat. Otomatis, mereka harus menempuh pendidikan strata satu (S1) untuk membuat SKT,” kata dia.

Advertisement

Kondisi ini mengakibatkan banyak pelaku jasa konstruksi gulung tikar dan tidak melakukan daftar ulang sebagai anggota Gapensi Solo. Sebelum pandemi, jumlah anggota Gapensi Solo sebanyak 160 orang. Kini, jumlah anggota Gapensi Solo hanya 62 orang.

Tak menutup kemungkinan, jumlah anggota Gapensi Solo kembali berkurang jika tidak mendapatkan proyek pada tahun ini. “Mereka harus membayar gaji karyawan dan tenaga terampil. Sementara, proyek yang didapat sangat minim. Separuh lebih anggota Gapensi Solo berguguran sejak muncul pandemi Covid-19,” papar dia.

Sementara itu, Ketua BPC Gapensi Sragen, Sriyana Yunianto, mengatakan kondisi serupa juga dirasakan para pelaku jasa konstruksi di Kabupaten Sragen. Jumlah anggota Gapensi Sragen yang tersisa hanya sekitar 30 orang. Sebagian besar pelaku usaha jasa konstruksi utama perusahaan skala kecil tak dapat proyek atau pekerjaan yang dilelang oleh pemerintah. Sekarang, mereka beralih usaha untuk menjaga keberlangsungan hidup.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif