SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (Solopos Dok)

Solopos.com, SOLO – Pemerintah diminta memastikan daya beli masyarakat tidak tergerus dengan kenaikan laju inflasi selama periode Ramadan dan Lebaran. Momentum Ramadan dan Lebaran pada tahun ini diperkirakan memberikan dampak ekonomi yang lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Direktur Center of Econonmics and Laws Studies (CELIOS), Bhima Yudistira, mengatakan aktivitas dan pergerakan ekonomi tal lagi terganjal pembatasan sosial saat masa pandemi Covid-19. Aktivitas ekonomi berangsur normal seiring pemerintah mencabut status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakay (PPKM) pada akhir 2022. “Aktivitas ekonomi pada tahun ini, termasuk periode Ramadan dan Lebaran bakal memberikan dampak yang lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya,” kata dia, kepada Solopos.com, Jumat (24/3/2023).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Pemerintah juga harus memastikan ketersediaan dan jalur distribusi bahan pangan saat bulan puasa dan Lebaran. Bisa juga dengan kebijakan subsidi angkutan pangan dengan mengintervensi di sejumlah lokasi dengan pengawasan yang ketat. Sehingga, harga komoditas pangan di tingkat konsumen lebih terjangkau.

Langkah antisipatif ini harus dilakukan untuk menekan kenaikan laju inflasi selama periode Ramadan. “Permintaan komoditas pangan pasti naik seperti saat periode Ramadan pada tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja, aktivitas ekonomi yang kembali normal mendorong permintaan komoditas pangan lebih tinggi. Sehingga, stok bahan pangan harus memadai, terutama menjelang Lebaran,” ujar dia.

Ketersediaan komoditas pangan selama periode Ramadan menjadi bagian dari upaya menjaga daya beli masyarakat. Tatkala, permintaan kebutuhan pokok tinggi yang diimbangi ketersediaan dan suplai komoditas pangan yang terjaga diharapkan laju inflasi tidak naik secara signifikan menjelang Lebaran.

Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Solo, Arif Handoko, mengatakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo telah berkoordinasi lintas sektoral untuk merumuskan strategi pengendalian inflasi selama periode Ramadan. Arif tak memungkiri suplai pasokan komoditas pangan menjadi faktor utama dalam menjaga stabilitas harga dan pengendalian laju inflasi.

Karena itu, TPID Solo bakal terus menggelar operasi pasar sebagai langkah mitigasi agar kenaikan inflasi tak terlalu signifikan. “Awal April nanti, ada kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Solo dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Tujuannya, penguatan sinergi dalam menjaga ketahanan pangan daerah,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya