SOLOPOS.COM - Jenis teh racik atau teh oplos yang dijual di Pasar Gede Solo, Rabu (11/10/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati).

Solopos.com, SOLO — Teh racikan atau yang lebih populer disebut teh oplos sudah sejak lama diminati oleh wisatawan luar kota. Hal itu ditangkap oleh para pedagang di Pasar Gede Solo.

Bagi wisatawan luar kota yang mungkin baru pertama datang ke Pasar Gede, pasti tidak sulit menemukan teh oplos. Sebab hampir semua pedagang menyediakan teh khas yang biasa ada di angkringan itu.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Harganya pun tidak mahal. Satu plastik berisi enam varian teh rata-rata di Pasar Gede dijual dengan harga Rp20.000 sampai 25.000. Setiap pedagang memiliki varian teh dalam satu bungkus plastik yang berbeda.

Namun, rata-rata yang dijual merupakan merek teh seperti Nyapu, Sintren, Poci, Gardoe, Dandang, Gopek, Melati, dan lainnya.

Salah satu pedagang di Pasar Gede, Sri, mengatakan peminat teh oplos itu sudah sejak lima tahun lalu. Namun siapa pedagang yang memulai inisiatif menjual teh oplos dirinya kurang tahu.

“Awalnya dari salah seorang pedagang. Engga sekarang, sudah dari dulu, sekitar lima tahun yang lalu, cuma dulu belum viral,” kata dia ketika ditemui Solopos.com, Rabu (11/10/2023).

Dia mulai menjual teh sekitar tiga tahun lalu lantaran menyadari kalau teh oplos banyak diminati wisatawan luar kota. “Iya, kebanyakan dari luar kota, jadi kita tertarik,” kata dia.

Dia sendiri menjual enam teh dalam satu plastik dengan harga Rp25.000. Sri cukup banyak meraup keuntungan pada hari libur, sebab di Pasar Gede banyak didatangi wisatawan. Setidaknya pada hari libur dia bisa menjual sepuluh pak teh oplos.

Penjual lain, Siti mengatakan memang teh oplos menjadi salah satu daya tarik wisatawan luar kota. Yang menjadi salah satu pemicu bisa jadi lantaran para wisatawan itu merasakan teh di Solo, lalu ingin membuatnya sendiri di rumah.

“Teh racik seperti ini memang kayaknya hanya ada dis Solo aja. Menjadi daya tarik soalnya di Solo itu kan banyak wedangan, itu tetangga saya dulu, ke sini [Solo] cuma mau wedangan sama jagong, karena tidak ditemukan di sana [Jakarta]” kata dia.

Menurutnya yang menjadi daya tarik teh oplos adalah ras dan oramanya identik dengan sepet, manis, kental, dan wangi. Meski ada pula lebih suka bening ketimbang teh yang terlalu pekat.

Sekarang ini di Pasar Gede hampir setiap pedagang menjual teh oplos. Tidak sulit menemukan teh yang biasa disajikan di angkringan itu bahkan di sudut-sudut pasar.

“Kalau banyak pengunjung ya payu  gitu aja, tapi [kalau di tempat saya] laris banget itu engga. Soalnya semua [pedagang di Pasar Gede] sudah jualan teh [oplos],” kata dia.

Seperti pedagang lain, dirinya bisa menjual delapan sampai sepuluh pak teh oplos dengan harga Rp20.000 ke wisatawan dari luar kota. Selain itu, dia mengatakan ada juga pelanggan dari Solo yang cari untuk jualan teh kampul.

Penelusuran Solopos.com, teh oplos tidak hanya dijual di pasar gede, namun juga toko kelontong. Biasanya teh seperti Jenggot, Gardu, Nyapu, sampai Dandang dijual eceran atau bisa juga dengan harga ecer Rp3.500/bungkus.

Lalu harga per pak berbeda tergantung merek teh, yakni Rp30.000 sampai Rp33.000. Bahkan sekarang sudah sangat muda menemukan teh oplos di marketplace seperti Shopee dan Tokopedia dengan harga yang relatif sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya