SOLOPOS.COM - Ilustrasi turis asing (Dok. Solopos.com)

Solopos.com, SOLO – Lama tinggal di hotel atau length of stay turis asing ternyata lebih lama dibanding wisatawan domestik. Rata-rata length of stay turis asing mencapai 2,63 hari sedangkan wisatawan domestik masih di bawah dua hari, tepatnya 1,38 hari.

Munculnya destinasi wisata baru di Kota Solo memberikan efek besar bagi bisnis perhotelan yang menjadi sektor penopang pariwisata. Belum lagi, agenda wisata dan budaya serta sederet event berlabel internasional yang menyedot massa dari luar Soloraya. Mereka pun menginap selama beberapa hari di Kota Bengawan.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, rata-rata lama menginap wisatawan asing di hotel pada Februari mencapai 2,63 hari. Pada periode ini, lama menginap wisatawan asing mengalami kenaikan 0,27 dibanding Januari yakni 2,36 hari. Sedangkan, rata-rata lama menginap di hotel wisatawan domestik pada Februari mencapai 1,38 hari atau naik 0,03 dibanding Januari yakni 1,35 hari.

“Baik length of stay wisatawan domestik maupun asing pada Februari mengalami kenaikan 0,03 dibanding bulan sebelumnya. Length of stay pada Februari mencapai 1,39 hari sedangkan Januari mencapai 1,36 hari,” kata Kepala BPS Solo, Totok Tavirijanto, Selasa (4/4/2023).

Totok menyebut length of stay turis asing terlama pada hotel bintang empat dan lima, yakni 2,82 hari. Disusul hotel bintang tiga mencapai 2,00 hari, bintang dua 1,55 hari, dan nihil di hotel bintang satu.

Sedangkan, length of stay wisatawan domestik terlama juga pada hotel bintang empat dan lima yakni 1,58 hari. Kemudian, hotel bintang tiga 1,30 hari, bintang 2 mencapai 1,19 hari, dan bintang satu mencapai 1,20 hari. “Kenaikan okupansi hotel berbanding lurus dengan lenght of stay baik turis asing dan wisatawan domestik. Namun, yang paling signifikan tercermin pada length of stay turis asing dibanding domestik,” ujar dia.

Sementara itu, Ketua BPC Perhimpunan Hotel dan Restoral Indonesia (PHRI) Solo, Abdullah Soewarno, mengatakan kenaikan okupansi dan length of stay dipengaruhi banyaknya event atau kegiatan yang digelar di Solo. Event tersebut menyedot warga dari daerah lain untuk berkunjung dan menginap di Kota Bengawan.

Bahkan, ada warga negara asing (WNA) yang menginap di hotel di Solo untuk mengikuti event atau kegiatan tersebut. “Kami berharap destinasi wisata baru bakal meningkatkan okupansi dan menambah length of stay hotel. Sehingga, sektor pariwisata di Solo terus bergerak dan berkontribusi positif bagi perekonomian daerah,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya