Bisnis
Selasa, 16 Januari 2024 - 17:39 WIB

Laka KAI Terjadi pada Awal 2024, Pencinta Kereta Harap Ada Evaluasi

Galih Aprilia Wibowo  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Keretaapi. (Istimewa/ka.id)

Solopos.com, SOLO — Dua kecelakaan kereta api yang terjadi pada awal 2024 ini dinilai bisa mengurangi tingkat kepercayaan pengguna kereta api.

Dua kecelakaan tersebut yakni KA Turangga relasi Surabaya Gubeng – Bandung dan Commuterline Bandung Raya di km 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur – Stasiun Cicalengka pada Jumat (5/1/2024). Kecelakaan tersebut hingga menelan korban jiwa.

Advertisement

Disusul kecelakaan Kereta Api berupa anjloknya KA Pandalungan relasi Gambir – Surabaya – Jember di Emplasemen Stasiun Tanggulangin, Minggu (14/1/2024).

Pencinta Kereta Api, Toto Dharmawan, menyebut pihak Kereta Api Indonesia (KAI) harus mengupayakan langkah mitigasi agar tidak terjadi lagi kecelakaan yang melibatkan kereta api.

“Pada dasarnya akhir-akhir ini kalau banyak terjadi kecelakaan kereta api, ya pastilahh untuk sebagai penumpang yang hobi naik kereta akan semakin berkurang. Tapi kalau ke depannya bisa mengupayakan terbaik mungkin dari segi penumpang dan pencinta kereta api akan tidak akan merasa takut untuk naik kereta api lagi,” ujar Toto saat dihubungi Solopos.com, pada Selasa (16/1/2024).

Advertisement

Toto berharap baik dari operator dan masinis KAI bisa mengatur rambu dan tidak terjadi lagi kecelakaan karena human error.

“Untuk KAI semoga bisa sukses selalu untuk menjaga bila di hari sepi untuk operator, masinis, dan segi untuk mengatur-atur rambu untuk manusianya harus bisa menaati semua aturan-aturan dan rambu-rambu yang selalu digunakan. Jangan sampai terjadi kecelakaan lagi karena human error. Jadi mungkin kalau human error terus menerus pastilah kereta api akan ternilai akan jelek di mata para penumpang semua dan pencinta kereta api begitu akan turun,” kata dia.

Pengamat transportasi nasional, Djoko Setijowarno, menyebut kecelakaan yang melibatkan kereta api di wilayah Solo dan Yogyakarta masih relatif kecil dibandingkan angka nasional.

Advertisement

Menurut Djoko, minat masyarakat masih tinggi walaupun sepanjang 2024 cukup banyak terjadi kecelakaan yang melibatkan kereta api.

Sebagai evaluasi, menurut dia perlu ada integrasi antarmoda antara moda kereta api dan angkutan umum diperlukan untuk memberikan kemudahan bagi warga pengguna angkutan umum.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif