SOLOPOS.COM - Ilustrasi bisnis properti. (Istimewa/Freepik)

Solopos.com, SOLO – Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Soloraya, Samari, menyebut kebutuhan rumah tinggal di Kota Solo masih tinggi. Sementara itu ketersediaan lahan kosong di Kota Bengawan kian berkurang.

Hal ini diungkapkan Samari kepada Solopos.com, pada Senin (21/8/2023). Samari menjelaskan peluang dan potensi perumahan di wilayah Soloraya masih cukup tinggi.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Selain itu, dari sisi backlog atau angka kebutuhan perumahan Kota Solo yang tinggi hanya mampu disediakan oleh wilayah penyangga di sekitarnya. “Untuk Soloraya, peluang dan potensi masih cukup tinggi. Selain dari sisi backlog yang tinggi kebutuhan rumah tinggal di Kota Solo sendiri hanya bisa disediakan di kota-kota penyangga sekitarnya. Ketersediaan lahan di Kota Solo sudah enggak ada,” terang Samari.

Secara umum backlog perumahan dapat diartikan sebagai kondisi kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat. Dengan pengertian ini, backlog perumahan adalah kuantitas rumah yang belum atau tidak tertangani.

Sementara itu, dilansir dari Bisnis.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut terdapat peluang cerah di sektor Real Estate Indonesia (REI), sebab kekurangan pasokan rumah (backlog perumahan) mencapai 12,1 juta unit. Menurutnya, kebutuhan pasokan perumahan seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai peluang bagi para pengembang.

Lebih lanjut, dia mengaku peluang besar ini terus meningkat dan harus segera teratasi dengan pasokan rumah. Apalagi, di waktu bersamaan dia melanjutkan ada penambahan kebutuhan rumah seiring dengan lahirnya keluarga baru.

Orang nomor satu di Indonesia itu memerinci bahwa pertumbuhan Kartu Keluarga (KK) baru di Indonesia mencapai 700.000–800.000 per tahun sehingga diyakininya sektor ini memiliki masa depan yang cerah. Bahkan, apabila anggota REI bertambah peluang yang ada tetap bergerak sejalan.

Jokowi juga memberikan analisa lain dari cerahnya sektor tersebut melalui pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di atas 5% dalam 7 kuartal terakhir sehingga bisa menjadi peluang bagi pengembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya