SOLOPOS.COM - Karyawan melintas di depan Kantor Cabang Maybank Indonesia di Jakarta, Kamis (27/6/2019). (Bisnis-Himawan L. Nugraha)

Solopos.com, JAKARTA – Pimpinan PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII), belum lama ini membeberkan tentang rahasia bank tersebut mancapai kinerja optimal di 2021 lalu. Disebutkan PT Bank Maybank Indonesia membukukan laba bersih hampir 30% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,64 triliun di 2021.

Baca Juga: OJK: Bank Wakaf Mikro Salurkan Pembiayaan Rp87,2 Miliar Per Maret 2022

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, mengatakan laba tersebut utamanya didukung oleh efisiensi pada biaya bunga dan biaya overhead, kinerja positif Unit Usaha Syariah (UUS), dan biaya provisi yang rendah.

Taswin mengatakan perseroan menempuh langkah konservatif dan secara proaktif mencadangkan provisi pada portofolio di seluruh segmen bisnis sejak 2020. Selain itu aktif mendampingi debitur yang masih menghadapi tantangan dengan menerapkan program restrukturisasi kredit demi menjaga kualitas aset perseroan.

Baca Juga: Laba Bank Himbara Melesat 78,06%, Erick Thohir: Buah Transformasi

“Kedua upaya tersebut telah berkontribusi kepada penurunan biaya provisi sebesar 25,8% menjadi Rp1,54 triliun,” kata Taswin dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (25/3/2022).

Emiten bersandi saham BNII itu mampu mengendalikan biaya overhead secara efektif sehingga turun sebesar 4,2% yoy menjadi Rp5,47 triliun pada Desember 2021. Sedangkan NIM membaik menjadi 4,69% didukung oleh turunnya biaya dana (cost of funds) dan pertumbuhan CASA yang kuat.

Total simpanan nasabah turun 0,1% yoy menjadi Rp114,9 triliun, namun bertumbuh 12,8% secara kuartalan. Taswin mengatakan pencapaian itu sejalan strategi perseroan untuk mempertahankan likuiditas yang kuat dan pendanaan yang efisien dengan mengurangi simpanan berbiaya tinggi. Serta mengoptimalkan layanan perbankan digital Maybank Indonesia untuk menghimpun simpanan nasabah.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng Naik, Emiten Sawit di Bursa Saham Ikut Melejit 

Di sisi lain dana murah atau CASA tumbuh 18,5% yoy menjadi Rp54,26 triliun pada Desember 2021 dari Rp45,79 triliun pada periode yang sama di 2020. Sementara untuk kredit mengalami penurunan 3,3% yoy menjadi Rp101,8 triliun. Namun, segmen kredit perbankan ritel tumbuh 1,4% yoy menjadi Rp35 triliun, sedangkan kredit Community Financial Services (CFS) turun 5,4% yoy menjadi Rp66,8 triliun.

Meski total kredit segmen CFS turun secara tahunan, tetapi tumbuh positif sebesar 2,4% secara kuartalan, yang ditopang pertumbuhan kredit CFS Non-Ritel dan CFS Ritel. “Kredit CFS Non-Ritel mengalami penurunan 11,6% secara tahunan, tetapi tumbuh 1,3 % secara kuartalan,” lanjut dia.

Kemudian untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga terus bertumbuh positif sebesar 9,0% yoy dan 3,1% secara kuartalan menjadi Rp15,28 triliun di 2021. Ini sekaligus menjadi motor penggerak pertumbuhan kredit di segmen CFS Ritel.

Baca Juga: Bisa Buat Investasi, Begini Cara Buka Rekening Tabungan Emas Pegadaian

Indikator likuiditas Maybank Indonesia tercatat sehat, dengan rasio kredit terhadap simpanan/Loan to Deposit Ratio (LDR Bank saja) tercatat pada level 76,3%. Rasio Kewajiban Pemenuhan Kecukupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio (LCR Bank saja) tercatat sebesar 183,2% pada Desember 2021.

Dari sisi total aset, perseroan mengalami penurunan 2,6% yoy menjadi Rp168,8 triliun. Sedangkan posisi permodalan tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat sebesar 26,91% pada Desember 2021, dibandingkan 24,3% pada tahun sebelumnya.

Berita ini sudah tayang di Bisnis.com berjudul: Bos Maybank (BNII) Ungkap Resep Laba Rp1,6 Triliun pada 2021, Naik 30 Persen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya