SOLOPOS.COM - Tengkleng masak di Warung Satai Kambing Bu Bejo di Jl. Sungai Sebakung Nomor 10 Loji Wetan, Pasar Kliwon, Solo, Kamis (31/3/2022) siang. (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SOLO – Potensi kuliner sebagai penopang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta pertumbuhan ekonomi di Solo saat periode Lebaran diperkirakan lebih besar dibanding periode yang sama pada 2022. Kuliner menjadi magnet bagi pemudik sehingga perputaran uang semakin kencang.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Tidak dimungkiri, Solo telah lama dikenal sebagai surga kuliner. Aneka macam kuliner mudah ditemukan di kota ini. Baik itu kuliner tradisional yang legendaris hingga kuliner modern yang kekinian. Salah satu kuliner legendaris yang banyak diburu pemudik antara lain serabi khas Notosuman.

Di Solo juga banyak ditemukan warung makan yang menjajakkan satai, tengkleng, satai buntel, dan lain-lain. Bahkan, popularitas bakul satai dan tengkleng di Kota Solo ini cukup terkenal hingga ke luar kota. Sebut saja Pak Manto, Mbok Galak, Bu Edi, Bu Jito Dlidir, H. Bejo, dan masih banyak yang lainnya. Pada momen Lebaran seperti ini, warung satai dan tengkleng tersebut sudah pasti akan ramai diserbu pemudik sehingga membuat atrean berjubel.

tengkleng bu edi solo sejarah
Sulistri, pengelola Warung Tengkleng Klewer Bu Edi Solo menyajikan satu porsi tengkleng untuk pelanggan di warungnya, kawasan Pasar Klewer, Solo, Jumat (17/6/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Solo, Respati Ardi, mengatakan Kota Solo tidak memiliki destinasi wisata berkonsep alam yang mampu menyedot wisatawan saat masa libur panjang. Potensi Kota Solo adalah sektor kuliner yang beraneka ragam yang tersebar di sejumlah lokasi.

“Peran kuliner di Solo sebagai magnet untuk mendatangkan wisatawan. Solo ini tidak punya destinasi wisata alam. Jadi, kuliner di Solo menjadi magnet dan berdampak ganda bagi perekonomian daerah,” ujar dia kepada Solopos.com, Selasa (18/4/2023).

Ardi, sapaan akrabnya, mengatakan banyak kuliner legendaris berusia puluhan tahun yang bisa dicicipi wisatawan saat berkunjung ke Kota Bengawan. Sensasi berburu kuliner menjadi fenomena yang muncul saat periode libur panjang Lebaran.

Lapak-lapak kuliner penuh diserbu para pemudik yang ingin bernostalgia memanjakan lidah di kampung halaman. Dampaknya, lanjut dia, sektor UMKM bergeliat kencang selama periode libur Lebaran.

“Saya disambati teman-teman pengusaha kuliner omzet penjualan cenderung turun selama periode Ramadan. Harapannya, periode libur Lebaran bisa meraup keuntungan berlipat ganda untuk mengganti periode Ramadan,” papar dia.

Sementara itu, Komite Tetap Bidang UMKM Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo, Maliyana Nur Wijayanti, mengatakan mayoritas UMKM di Solo berjualan makanan dan minuman. Sektor kuliner sangat diandalkan menjadi penggerak perekonomian saat masa libur panjang seperti Lebaran.

Dia meyakini potensi kuliner pada Lebaran tahun ini lebih besar dampaknya bagi pertumbuhan ekonomi maupun kesejahteraan masyarakat. “Apalagi Kota Solo bakal menjadi daerah tujuahnmudik di Jawa Tengah. Jumlah pemudik yang diperkirakan jauh lebih besar dibanding Lebaran 2022. Otomatis, potensi kuliner juga lebih besar pada Lebaran tahun ini,” kata dia.

Sektor UMKM kuliner yakni makanan dan minuman di Kota Solo diyakini menjadi sumber pertumbuhan ekonomi daerah. Potensi UMKM kuliner diperkirkan tumbuh sekitar 15 persen pada 2023.

Hal ini diungkapkan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, kepada Solopos, belum lama ini. Sektor UMKM terbukti tahan banting saat badai pandemi Covid-19 menggerus dunia pada 2020. Selama lebih dari dua tahun, pelaku UMKM di Tanah Air mampu survive dari beragam tekanan ekonomi akibat kebijakan pembatasan sosial yang ditempuh pemerintah.

“Kota Solo memiliki potensi UMKM khususnya makanan dan minuman yang diperkirakan tumbuh lebih tinggi. Ini sejalan dengan pemulihan mobilitas dan belanja rekreasi yang naik dibanding tahun lalu,” kata dia.

Bhima menyebut para pemangku kepentingan dan lembaga keuangan serta perbankan terus mendorong pengembangan sektor UMKM sebagai garda terdepan pemulihan ekonomi nasional maupun daerah. Para pelaku UMKM diberi akses mudah dalam pembiayaan, pelatihan, dan pendampingan yang dilakukan secara berkelanjutan.

Sebagai kota industri yang sentral di Jawa Tengah, Kota Solo dan sekitarnya menjadi barometer kenaikan investasi dan pengembangan UMKM. “Secara nasional, pertumbuhan UMKM masih positif dengan porsi yang semakin besar terhadap kue ekonomi. Ketika sektor formal masih tidak merata pemulihannya, UMKM mengambil peran yang cukup signifikan,” ujar dia.

Dia memperkirakan sektor UMKM kuliner tumbuh minimum 15 persen pada tahun ini. Namun demikian, para pelaku UMKM harus menyesuaikan segmen konsumen dan perilaku konsumen. Mereka dituntut inovatif menghadirkan konsep baru yang menarik konsumen untuk mencicipi makanan maupun minuman.

Dukungan dari pemerintah menentukan pertumbuhan UMKM kuliner di Kota Solo. Seperti munculnya program Pasar Kliwon Nglarisi Bakul-Bakul atau Pawon Ngebul yang diluncurkan Pemerintah Kecamatan Pasar Kliwon untuk mendukung tumbuh kembang UMKM di wilayah setempat.

Seperti diketahui, jumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Solo mayoritas berasal dari Kecamatan Pasar Kliwon. Beberapa program pengembangan UMKM pun dicanangkan oleh pemerintah setempat. Camat Pasar Kliwon, Ahmad Khoironi, menjelaskan dalam pengembangan UMKM, pihaknya sering dan telah berkoordinasi beberapa kali dengan instansi terkait. Beberapa caranya ialah dengan mengadakan pelatihan, pameran, lomba, dan lain-lain.

“Untuk tingkat kecamatan, kami juga berupaya melakukan pengembangan dengan cara menyediakan tempat berjualan di halaman Kantor Kecamatan Pasar Kliwon melalui program Pawon Ngebul yaitu Pasar Kliwon Ngelarisi Bakul-Bakul,” papar Ahmad kepada Solopos.com pada Kamis (23/3/2023).

Pawon Ngebul tersebut biasanya dilaksanakan setiap Jumat hingga Minggu mulai pukul 16.00 WIB hingga 22.00 WIB. Pawon Ngebul tersebut telah berjalan selama sepuluh bulan, namun khusus Ramadan ini agenda ini diliburkan sementara.

Selain itu, Ahmad menilai menjamurkan UMKM di Pasar Kliwon juga disebabkan banyak juga tempat yang cukup representatif di wilayah Pasar Kliwon seperti Alun-Alun Kidul, Galabo dan beberapa spot kuliner lainnya di sepanjang jalan yang ada. “Karena memang Pasar Kliwon merupakan wilayah pusat kota. Termasuk event-event yang sering dilaksanakan di wilayan Pasar Kliwon baik tingkat kecamatan, tingkat kota maupun skala besar. Harapannya lewat event-event dan kegiatan yang ada, UMKM yang ada di wilayah Pasar Kliwon bisa ikut berpartisipasi dan berkembang,” ujar Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya