SOLOPOS.COM - Ilustrasi BCA. (idxchannel.com)

Solopos.com, SURABAYA — Setu, seorang tukang becak asal Surabaya berhasil membobol tabungan Rp345 juta dari rekening nasabah Bank BCA bernama Muin Zachry. Berikut adalah kronologi kasus rekening BCA dibobol seorang tukang becak yang terjadi di Surabaya.

Kejadian itu bermula ketika Setu diperintah oleh Mohammad Thoha kenalannya yang tak lain penyewa indekos milik Muin. Thoha merupakan otak di balik peristiwa pembobol rekening Bank BCA tersebut.

Promosi Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Hektare Lahan Kritis melalui Reboisasi

Jauh-jauh hari, Thoha sudah memiliki rencana jahat dalam kasus rekening BCA dibobol tukang Becak. Rencana jahat itu dimulai Thoha dengan mencuri KTP, buku tabungan, hingga kartu ATM milik Muin ditinggal ke masjid untuk Salat Jumat.

Selanjutnya, Thoha mencari orang yang memiliki ciri-ciri fisik nyaris sama dengan Muin. Pilihan itu jatuh pada Setu, seorang tukang becak yang ia temui ketika sedang mangkal untuk menunggu penumpang di tepi jalan. Kebetulan, Setu disebut memiliki postur dan wajah yang mirip dengan Muin.

Dengan iming-iming imbalan sejumlah uang, tukang becak itu pun mengiyakan ajakan Thoha untuk bersekongkol membobol rekening Bank BCA milik Muin. Untuk memuluskan aksi tidak terpuji itu, terlebih dahulu Setu mempelajari tanda tangan Muin. Ia pun berlatih keras untuk membuat tanda tangan yang mirip dengan tanda tangan yang dibuat Muin. Tanda tangan itu menjadi modal Setu untuk beraksi dalam kasus rekening BCA dibobol tukang becak tersebut.

Selanjutnya, tukang becak itu pun berangkat ke bank pada Jumat (5/8/2022) siang untuk beraksi. Setu sengaja datang ke Bank BCA di Jl. Indrapura saat Salat Jumat berlangsung karena saat itu tengah sepi. Ia kemudian bertemu dengan teller bernama Maharani Istono Putri.

Penampilan Setu yang mirip dengan Muin sukses membuat teller itu terkecoh. Apalagi, saat itu Setu masih memakai masker sehingga sebagian wajahnya tidak terlihat. Hal itu memuluskan aksi jahat Setu dalam kasus rekening BCA dibobol tukang becak tersebut.

Saat diperiksa dalam sidang di Pengadilan Negeri Surabaya, Putri mengakui penyamaran Setu nyaris sempurna. Pria itu berperawakan sangat mirip dengan Muin. Selain membawa buku tabungan dan KTP asli. Setu juga hafal nomor PIN. Tanda tangan Setu pun nyaris sama dengan tanda tangan yang dibuat oleh Muin.

Tanpa ragu, Putri pun langsung memproses penarikan tunai tabungan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Total Rp345 juta berhasil diambil. Tukang becak itu pun sukses membobol nomor rekening Bank BCA. Hingga akhirnya, kasus rekening BCA dibobol tukang becak itu pun terjadi.

Kasus itu baru terungkap ketika Muin merasa uang di rekening miliknya amblas menyusul hilangnya KTP, buku tabungan, hingga kartu ATM. Kasus itu kemudian dilaporkan ke aparat kepolisian. Kini, kasus tersebut masih dalam penanganan majelis hakim di pengadilan.

Dalam sidang kasus rekening BCA dibobol tukang becak itu, Putri dihadirkan sebagai saksi. Di hadapan majelis hakim, Putri mengakui kesalahannya karena tak mengecek atau meminta konfirmasi via telepon kepada Muin, pemilik rekening asli. Sebab, kala itu ia masih beranggapan bahwa uang itu diambil oleh pemilik rekening sendiri.

PT Bank Central Asia (BCA) melalui Vice President Corporate Communication & Social Responsibility mereka Hera F. Haryn menyebut BCA akan mengikuti dan menghormati proses hukum yang sedang berlangsung. Agar kejadian tukang becak yang membobol rekening Bank BCA itu tak terulang, ia mengimbau para nasabahnya untuk bisa menyimpan data pribadi dengan baik untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan.

BCA mengimbau nasabahnya senantiasa menjaga kerahasiaan informasi tabungan usai terjadi kasus rekening BCA dibobol tukang becak itu. “Bagi kami, keamanan data nasabah merupakan prioritas utama. Oleh karenannya, kami menyarankan agar nasabah senantiasa mengamankan data sebaik mungkin untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan atau penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” jelas EVP Corporate Communication & Social Responsibility Hera F. Haryn, seperti dilansir Bisnis.com, Rabu (25/1/2023).

Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan bahwa pihaknya tidak akan mengganti kerugian yang ditanggung nasabah lantaran kasus tersebut dinilai terjadi karena kelalaian pihak nasabah yang bersangkutan. Menyambung pernyataan Jahja, Hera menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan verifikasi sebelum proses pengelabuan pencairan dilaksanakan.

“Sehubungan dengan berita terkait kasus penarikan dana di rekening nasabah, dapat kami sampaikan bahwa BCA telah melakukan verifikasi transaksi antara lain dengan verifikasi personal identification (PIN) kartu ATM nasabah. Selain itu, penarikan dana juga dilengkapi dengan KTP asli, buku tabungan asli, dan kartu ATM,” jelas Hera berusaha menjelaskan terkait sikap perusahaan dalam kasus rekening BCA dibobol tukang becak itu.

“Selanjutnya, kami kembali mengimbau kepada seluruh nasabah BCA untuk tidak memberikan data yang bersifat rahasia kepada pihak manapun [termasuk kerabat hingga orang terdekat],” tulis Hera. Untuk meminimalisir kejadian serupa, Hera mengimbau nasabahnya untuk menjaga 5 data rahasia utama yakni, personal identification number (PIN), one time password (OTP), password, response keyBCA, hingga card verification code (CVC) atau card verification value (CVV).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya