Bisnis
Kamis, 8 September 2022 - 12:04 WIB

Kripiso, Mimpi UMKM Solo Menembus Pasar Ekspor

Bayu Jatmiko Adi  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemilik usaha Kripiso, Herlina Kristi (kanan) membuat keripik pisang di rumahnya, Pajang, Laweyan, Solo, Rabu (7/9/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO— Dunia UMKM di Solo disebut terus berkembang. Para pelaku UMKM pun tak lelah untuk terus berinovasi dan berupaya untuk tanggap zaman.

Salah satu pelaku UMKM yang terus berupaya untuk menangkap peluang di tengah perubahan zaman adalah Herlina Kristi, 43.

Advertisement

Dari berbagai kegiatan pelatihan yang digelar pemerintah, dirinya sadar usaha kuliner tidak hanya berhenti pada kualitas produk. Ada hal lain yang juga perlu dikembangkan, yakni berkaitan dengan kemasan dan pemasaran.

Saat ini sudah satu tahun berjalan dirinya mengembangkan usaha pembuatan keripik pisang. Bukan tanpa alasan, wanita yang sebelumnya menekuni usaha brownis dan prol tape itu melihat makanan kering yang lebih tahan lama, akan lebih budah dalam pemasaran, terlebih ketika diperlukan pengiriman jarak jauh.

Advertisement

Saat ini sudah satu tahun berjalan dirinya mengembangkan usaha pembuatan keripik pisang. Bukan tanpa alasan, wanita yang sebelumnya menekuni usaha brownis dan prol tape itu melihat makanan kering yang lebih tahan lama, akan lebih budah dalam pemasaran, terlebih ketika diperlukan pengiriman jarak jauh.

Menurut dia, hal itu juga tak lepas dari upaya untuk menyikapi kondisi pandemi yang telah menerpa sekitar dua tahun lalu.

“Ini juga terinspirasi dari kondisi pandemi. Sebab ketika mengikuti pameran dan event-event lain, banyak yang meminta makanan yang tahan lama. Akhirnya mencoba keripik pisang. Dulu kami produksi brownis dan prol tape. Kita tahu saat ini mulai banyak lagi fasilitas pameran dari pemerintah, tapi yang diminta selalu produk kering yang tahan lama,” kata dia, Rabu (8/9/2022).

Advertisement

“Beberapa kali ikut pelatihan, kemudian saya kepikiran karena diminta membuat branding produk. Produk saya ini keripik pisang dari Solo, maka saya beri nama Kripiso, singkatan dari keripik pisang Solo,” kata dia.

Kekhasan produk juga coba dia lakukan dengan membuat keripik dari jenis pisang yang berbeda dari biasanya, serta menggunakan kemasan yang lebih kekinian agar menarik.

“Pisangnya jenis yang besar-besar, tapi kalau dibuat keripik tidak keras, lebih renyah. Kami juga buat variasi rasa manis dan asin sebagai pilihan. Kemudian kemasan, awalnya hanya plastik. Tapi dari seminar, saya diajari membuat kemasan dan branding. Akhirnya kami coba terapkan agar bisa memperluas pasar dan segmen,” lanjut dia.

Advertisement

Kini produk Kripiso sudah terjual di wilayah Soloraya dan daerah lain seperti Jakarta. Serta sudah beberapa kali mengikuti kegiatan pameran. Dia bermimpi ke depan produk itu bisa masuk ke toko-toko modern bahkan bisa menyasar pasar ekspor.

“Toko oleh-oleh sudah masuk. Sempat ditawari masuk minimarket berjejaring namun nanti dulu karena produksi masih terbatas. Tapi mimpi saya ke sana dan ekspor. Sebab kami juga sudah urus izin SNI dan sebagainya. Ke depannya berharap bisa ekspor,” jelas dia.

Produk Kripiso memiliki dua jenis kemasan pada setiap varian rasa, yakni ukuran 100 gram dan 125 gram, dengan harga Rp12.500-Rp15.000 per kemasan. Produk tersebut diproduksi di Norowangsan, Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo.

Advertisement

Bukan hanya itu, setelah semua perizinan yang saat ini sudah dalam proses sudah terbit, dia juga berencana melakukan pemasaran melalui marketplace.

“Alhamdulillah untuk perizinan ini sudah lengkap, tinggal beberapa saja yang masih menunggu proses terbit. Di antara ada NIB, sertifikat halal, PIRT, dan sebagainya,” jelas dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif