SOLOPOS.COM - Ilustrasi logo OJK. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terdapat 23 perusahaan financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending alias pinjol yang memiliki tingkat kredit macet atau TWP90 di atas lima persen per Maret 2023.

Angka itu terpantau naik jika dibandingkan dengan posisi Februari 2023, di mana pada dua bulan pertama 2023 hanya terdapat 19 penyelenggara fintech dengan TWP90 di atas lima persen.

Promosi Fokus Transformasi, Telkom Bagikan Dividen Rp17,68 Triliun atau Tumbuh 6,5%

Meskipun bertambah, secara agregat industri OJK mencatat nilai TWP90 pada periode Maret 2023 sebesar 2,81 persen dibandingkan total kredit yang dikucurkan oleh pinjol.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Ogi Prastomiyono menuturkan bahwa 23 perusahaan fintech P2P lending dengan TWP90 di atas lima persen itu setara dengan 22,55 persen dari total penyelenggara.

“Perubahan jumlah TWP90 dalam fintech P2P lending selalu dinamis. Oleh karena itu, OJK terus melakukan monitoring kualitas pendanaan setiap bulan,” ungkap Ogi dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulan April 2023, dikutip pada Minggu (7/5/2023).

OJK mengungkapkan bahwa setidaknya terdapat empat faktor terkait dengan perubahan TWP90 di industri fintech P2P lending. Pertama, kemampuan platform memfasilitasi penyaluran dana. Alhasil, kemampuan tersebut dapat memengaruhi outst

anding pendanaan dan besarnya pendanaan yang masuk dalam periode macet.

Kedua, kualitas credit scoring kepada calon penerima pinjaman. Ketiga, kualitas proses collection pinjaman yang sedang berjalan. Terakhir atau keempat, yaitu banyaknya kerja sama dengan ekosistem seperti penyediaan fasilitas asuransi kredit dan lainnya.

“Terhadap penyelenggara yang memiliki TWP90 di atas 5 persen, OJK melakukan pembinaan dan meminta mereka mengajukan action plan perbaikan pendanaan macet,” ujarnya.

Di samping itu, OJK juga memonitor pelaksanaan action plan dengan ketat. Namun, jika kondisinya lebih buruk, OJK bakal melakukan tindakan pengawasan lanjutan sesuai ketentuan yang berlaku.

Di sisi lain, indikator perekonomian Indonesia disebut masih menunjukkan kinerja ekonomi nasional yang solid di tengah gejolak global. Secara year on year (yoy) di triwulan I tahun 2023 ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,03%.

Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulan April 2023, yang disiarkan di Youtube Jasa Keuangan, Jumat (5/5/2023).

“Ini menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan triwulan IV tahun 2022, yang secara yoy tumbuh 5,01%,” kata dia.

Selain itu dia menyampaikan inflasi juga menurun dan terkendali pada saat Ramadan dan Lebaran 2023. Hal itu terwujud bersamaan dengan adanya langkah antisipatif pemerintah. Di antaranya melalui pengendalian harga pangan.

Aktivitas manufaktur juga melanjutkan tren ekspansif selama 20 bulan berturut-turut. Hal itu ditunjukkan dengan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur nasional yang naik menjadi 52,7 di bulan April 2023 dibandingkan Maret 2023 yakni 51,9.

Sementara itu di sektor eksternal, neraca perdagangan Indonesia, pada Maret 2023 kembali mencatatkan surplus. “Sekalipun menyempit akibat kontraksi nilai ekspor yang lebih dalam dibandingkan kontraksi nilai impor,” lanjut dia.

Hasil rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK bulan April 2023 juga menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga dengan permodalan dan likuiditas yang baik. Dengan begitu masih mampu bertahan dalam menghadapi gejolak global.

Disebutkan, eskalasi tensi geopolitik, berlanjutnya permasalahan perbankan di Amerika Serikat serta tingkat inflasi global masih bertahan di tingkat yang tinggi, menjadi sumber potensi kerentanan utama bagi stabilitas sektor keuangan global.

Langkah cepat otoritas terkait penanganan gejolak perbankan di Amerika Serikat dan Eropa pun diharapkan bisa meredam penularan tekanan lebih lanjut secara global.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya