SOLOPOS.COM - Ilustrasi kredit. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo, Eko Yulianto, menyebut potensi peningkatan kredit macet pascalebaran sangat kecil terjadi.

Ia menyebut kredit macet tetap akan terjadi, namun untuk peningkatannya sangat minim terjadi. Eko Yulianto menjelaskan kepada Solopos.com, Sabtu (29/4/20230, kredit macet tetap akan terjadi setiap bulannya.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Kalau kredit macet pasti masih ada, tetapi kecenderungan naik atau turun nanti baru terlihat setelah OJK melaporkan kepada kami posisi laporan akhir April yg disampaikan pertengahan Mei,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan, meskipun ada kredit macet yang terjadi setiap bulannya, potensi peningkatan pascalebaran sangat minim.

Eko menyebut, tidak adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menjadi faktor yang sangat berpengaruh.

“Untuk peningkatan sepertinya enggak, apalagi ini kan Lebaran pertama setelah status PPKM dicabut,” ujarnya singkat.

Sedangkan pengamat ekonomi Universitas Muhammadiyah Solo (UMS), Anton Agus Setyawan, juga menyebut potensi peningkatan kredit macet pascalebaran sangat minim.

Ia menilai tren ekonomi Indonesia yang cukup kuat dan likuiditas perbankan yang masih terjaga menjadi indikatornya.

“Saya lihat kemungkinan ada peningkatan kredit macet pascalebaran itu sangat minim kemungkinannya terjadi. Karena secara tren, keuangan kita sedang membaik, dan saya lihat laporannya kemarin belum ada indikasi peningkatan kredit mecet dari bulan lalu,” tegasnya.

Sedangkan Pengamat Ekonomi Univrsitas Negeri Sebelas Maret, Bhimo Rizky Samudro, menyebut potensi kredit macet bisa terjadi baik secara perusahaan maupun perorangan. Ia menilai banyak faktor yang bisa menyebabkan kredit macet pascalebaran.

“Untuk kemungkinannya tetap ada, bagi perusahaan karena mereka punya pengeluaran besar untuk Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan, ditambah belanja modal tentu bisa berpengaruh ke kredit mereka. Sedangkan untuk individu perlu dilihat bagaimana pola konsumsi yang lebih besar saat Lebaran, bisa menjadikan mereka kesulitan dalam membayarkan kredit,” ucapnya.

Sementara, dikutip dari Bisnis.com, berdasarkan data hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada kuartal I/2023, mayoritas responden meyakini risiko perbankan pada kuartal I/2023 masih relatif stabil dan terkendali.

Indeks persepsi risiko (IPR) perbankan memang menurun dari 57 pada kuartal IV/2023 ke 53 pada kuartal I/2023.

Namun, seiring dengan keyakinan akan pertumbuhan penyaluran kredit disertai usaha bank untuk menjaga kualitas kreditnya, responden memperkirakan NPL dan NPF gross pada kuartal I/2023 relatif stabil tidak banyak berubah dari level 2,44 persen per Desember 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya