Bisnis
Kamis, 10 Agustus 2023 - 00:22 WIB

Kredit Macet BPR Didominasi UMKM: Banyak yang Kesulitan Bayar, Terancam Tutup

Gigih Windar Pratama  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang rupiah (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Kepala Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Dana Amanah, Karsono, menilai, tingginya angka kredit macet atau non performing loan (NPL) di BPR yang ada di Soloraya dikarenakan berhentinya relaksasi kredit yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Karsono saat ditemui Solopos.com, Rabu (9/8/2023), mengatakan relaksasi kredit semestinya diperpanjang karena bisnis yang masih belum pulih pascapandemi.

Advertisement

“Memang semua dari BPR itu mengeluhkan, meskipun penyaluran kredit BPR itu naik secara year on year (yoy) tapi secara kredit macet ini juga naik. Analisis kami ya karena relaksasi kredit yang dicabut oleh OJK. Jadi yang biasanya bayarnya Rp2 juta karena ada relaksasi kredit, jadi harus bayar Rp6 juta seperti sebelum pandemi, tentu itu bikin kreditnya macet,” ulasnya.

Karsono melanjutkan kredit macet tersebut berasal dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Soloraya. Ia juga tidak menampik, banyak UMKM yang saat ini sedang kesulitan untuk membayar kredit dan terancam tutup.

“Kalau di BPR Soloraya ya rata-rata yang macet itu kredit dari UMKM. Kalau di BPRS Dana Amanah sejauh ini memang aman karena masih di bawaj empat persen. Tapi, kalau melihat dari cerita sesama dari BPR banyak UMKM yang saat ini kesulitan membayar kredit, ada juga yang sudah siap-siap tutup, kalau seperti itu sesuai ketentuan OJK ya ditetapkan sebagai kredit macet,” lanjutnya.

Advertisement

Sedangkan Kepala OJK Solo, Eko Yunianto, saat dihubungi Solopos.com menjelaskan relaksasi kredit memang masih berjalan hingga Maret 2024.

Namun, ia menjelaskan, hanya untuk beberapa sektor tertentu saja yang masih bisa mendapatkan relaksasi kredit tersebut.

“BPR memang sudah enggak bisa menggunakan aturan relaksasi kredit. Sebetulnya, aturan relaksasi kredit berakhir Maret 2024, tapi diprioritaskan bagi debitur dengan segmen tertentu seperti penyediaan makanan, tekstil dan alas kaki,” ujarnya.

Advertisement

Data dari OJK Solo menunjukkan adanya peningkatan BPR yang mengalami masalah kredit macet dengan nominal mencapai Rp651 juta di Juni 2023 atau meningkat 37,83 persen yoy.

Meski demikian, penyaluran kredit dari BPR di Solo juga mencatatkan pertumbuhan positif mencapai Rp8,7 triliun di Juni 2023 atau naik 12,49 persen secara yoy.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif