SOLOPOS.COM - Pemilik MelingkArt, Puruhita Tanthu Siniwi, 23, menata aneka produk dari limbah denim, di stan miliknya di Solo Art Market, Jl. Diponegoro, Ngarsapura, pada Minggu (5/3/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Banyaknya limbah tekstil, terutama denim atau celana jeans membuat dua pemuda dari Kota Solo membikin aneka kerajinan produk yang bernilai seni dan bernilai jual.

Mereka adalah Puruhita Tanthu Siniwi, 23, dan Moch. Ade Putra Hariyono, 25, yang mendaur ulang denim bekas menjadi gantungan kunci, gelang, anting, tas dan dompet, hingga hiasan wall decor.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Mereka merintis mulai awal Oktober 2022. Puruhita menjelaskan aneka kerajinan dari denim ini dilatarbelakangi dari keresahannya karena di sekitarnya banyak limbah denim.

“Kami juga pengguna celana jeans, tapi jeans ini bertumpuk di pasaran juga, di awul-awul banyak, bisa dikatakan termasuk sampah tekstil juga,” ujar Puruhita saat ditemui Solopos.com di Solo Art Market, Minggu (5/3/2023).

Kemudian mereka melakukan riset, apakah limbah denim bisa dimanfaatkan dengan baik karena limbahnya juga relatif lama untuk terurai.

“Akhirnya kami bikin something yang baru dan belum ada, kami riset, produk di pasar yang kiranya oke, eye catching terus ya udah, kami bikin beberapa produk,” tambah Puruhita.

Produknya meliputi, gantungan kunci, clucth bag yang dibuat dengan campura limbah kulit, wall decor, gelang, anting, serta butterhead. Produk tersebut mereka buat murni dari limbah celana jeans.

Untuk rentang harga produk mereka bervariasi, misalnya gantungan kunci dan aneka jewelry, mulai Rp15.000 hinggaRp45.000, clucth, Rp175.000 hingga Rp200.000, wall decor Rp75.000 hingga Rp100.000, dompet mix kulit Rp300.000 hingga Rp700.000.

Puruhita menguraikan setiap produk ada pasarnya sendiri, kalau remaja tertariknya di gantungan kunci sama aksesoris jewelry, seperti gelang.

Sementara bagi orang dewasa, lebih ke clucth, wall decor, dan butterhead. Namun hal ini kembali lagi kepada selera dan pasar.

Puruhita memasarkan produk miliknya secara online, misalnya di marketplace, Instagram, Tiktok, serta mulut ke mulut. “Sudah beberapa kali ikut event, di Gatsu, Solo Art Market, dan hasilnya lumayan,” ujar Puruhita.

Produk mereka ia beri nama brand, MelingkArt, yang menjelaskan konsep circular.

“Kami memanfaatkan jeans bekas, kami recycle, upcycle, dari celana jeans kami olah jadi produk lagi, ketika ini pun sudah bosan, bisa diolah kembali, jadi konsepnya memutar atau circular,” papar Puruhita.

Dalam Instagram @official_melingkart, dijelaskan sebanyak 2,7 juta meter kain denim yang digunakan per tahun cukup untuk membungkus bumi 67 kali.

Selain itu sebanyak satu miliar lebih kain denim terjual setiap tahunnya, dengan presentase konsumsi di Amerika Utara sebanyak 39%, Eropa Barat 20%, Jepang dan Korea 10%, dan sisanya termasuk Negara Indonesia 31% dan Indonesia merupakan salah satu Negara terbesar pengekspor celana jeans wanita.

Banyaknya pengguna produk denim di Indonesia membuat pertumbuhan industri pembuatan produk denim semakin banyak dan berkembang sehingga banyak juga limbah denim yang dihasilkan, sisa dan bekas kain denim yang seringkali dibuang dan ditumpuk saja membuat semakin banyaknya limbah dan sampah kain yang beredar.

Daur ulang denim dengan penerapan konsep sirkular akan mengurangi dampak lingkungan yang berkepanjangan.

MelingArt sendiri memegang konsep environmental ethic atau etika lingkungan, yang merupakan cara untuk berpikir dan memahami serta seberapa tingkat kepekaan kita terhadap lingkungan, bagaimana kita dapat berpengaruh baik untuk lingkungan, serta cara kita untuk melestarikannya untuk mempertahankan fungsi lingkungan itu sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya